REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyatakan hasil pengujian laboratorium terhadap kualitas air pada lima sungai yang mengalir di daerah ini tercemar bakteri escherichia coli atau e-coli.
"Hasil pengujian laboratorium menunjukkan beberapa parameter yang melebihi baku mutu, seperti cemaran e-coli di lima sungai itu di atas ambang batas," kata Kasi Pencemaran Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Bantul Agustarini di Bantul, Senin (3/4).
Menurut dia, lima sungai yang mengalir di Bantul yang airnya mengandung bakteri e-coli di atas ambang batas adalah Sungai Winongo, Sungai Code, Sungai Gajah Wong, Sungai Bedog dan Sungai Opak. Ia mengatakan, kandungan bakteri e-coli pada sungai yang melebihi ambang batas itu berdasarkan hasil uji laboratorium terakhir per Desember 2016, sedangkan pada 2017 masih dalam proses uji laboratorium.
Agustarini mengatakan, pengujian terhadap sampel air sungai di wilayah Bantul memang dilakukan setiap tahun, pengambilan sampel dilakukan di aliran sungai wilayah perbatasan, tengah Bantul dan wilayah selatan.
"Pengambilan sampel di spot-spot tertentu dan dari data hasil pengujian dari tahun ke tahun kalau yang kandungan e-coli di atas baku mutu, kalau pencemaran lainnya cenderung fluktuatif," katanya.
Ia menjelaskan, cemaran BOD (biological oxygen demand) di sungai Bantul tiap tahunnya fluktuatif kadang rendah kadang tinggi. Sedangkan yang cemaran COD (chemical oxygen demand) diklaimnya selalu di bawah ambang batas atau penuhi syarat.
Menurut dia, tingginya kandungan bakteri e-coli di aliran sungai Bantul itu disebabkan karena masih banyak limbah rumah tangga dan kotoran manusia yang dibuang ke sungai tanpa pengolahan terlebih dulu.
"Ini karena pengelolaan limbah rumah tangga yang kurang optimal dan langsung dibuang ke sungai. Dari lima sungai itu yang cemaran e-colinya paling tinggi yaitu Sungai Code," katanya.