Senin 03 Apr 2017 04:51 WIB

Pengaruh dan Kontroversi Pendakwah Zakir Naik

Rep: Muhyiddin/ Red: Nur Aini
Dr Zakir Naik memeluk jamaah yang menjadi mualaf pada acara Dr Zakir Naik Indonesia Visit 2017 bertajuk
Foto: Republika/Edi Yusuf
Dr Zakir Naik memeluk jamaah yang menjadi mualaf pada acara Dr Zakir Naik Indonesia Visit 2017 bertajuk

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kedatangan pendakwah asal India, Zakir Abdul Karim Naik ke Indonesia pada awal Maret lalu mengundang kontroversi. Ia datang ke Indonesia hampir bersamaan dengan Raja Arab Saudi, Raja Salman sehingga hampir luput dari sorotan. Hingga kini, ia masih menjalani tur dakwahnya di enam kota besar Indonesia.

Pada akhir 2016 lalu, wartawan BBC yang bernama Zubair Ahmed sempat mengupas tentang kontroversi Zakir Naik di India. Ia datang langsung ke Mumbai untuk mencari tahu tentang Zakir Naik dan seberapa besar pengaruh dari khutbahnya.

Seperti dilansir dari laman BBC, Zubair menyebut bahwa salah satu yang membuat Zakir Naik kontroversi adalah ia selalu menolak untuk mengecam pemimpin Al Qaeda, Osama bin Laden. Zakir Naik selalu percaya bahwa serangan 9/11 dilakukan oleh Amerika Serikat sendiri. Pidato ini selalu disampaikan dalam bahasa Inggris yang fasih. Dia selalu berpakaian dalam setelan jas dan dasi, lengkap dengan songkok warna putih. Ia pun memiliki pengikut besar di berbagai belahan dunia.

Zakir Naik mempunyai Sekolah Islam Internasional  yang terletak di Mumbay. Di sekolah ini, siswa laki-laki dan perempuan dilarang untuk bercampur dalam satu ruangan. Ia juga telah banyak mempengaruhi para pemuda melalui pidato-pidatonya.

Ia telah bepergian secara luas di Afrika dan Timur Tengah dan menghadiri pertemuan-pertemuan besar. Kuliah yang disampaikannya bahkan kerap dihadiri oleh kepala pemerintahan dan kepala negara. Ia juga diyakini memiliki pengikut besar di negara-negara Teluk, Pakistan, Afrika, Indonesia dan Malaysia, sehingga dampaknya pun cukup besar.

Banyak aktivis al-Qaeda yang ditangkap mengaku kepada pihak berwenang bahwa Zakir Naik telah memberikan pengaruh yang besar kepada mereka. Akhirnya, Zakir Naik diasingkan di Timur Tengah setelah dianggap mempengaruhi penyerang teror Dhaka pada 1 Juli 2016. Kantor dan sekolahnya pun telah digerebek dan disegel.

Zakir Naik percaya menyebarkan firman Allah harus menjadi misi dari setiap Muslim. Perjalanan dakwahnya tidak biasa. Dia memiliki saluran televisi populer di Bangladesh yakni Peace TV, yang kemudian dilarang negara itu. Dia lahir pada 1965 di Dongri, wilayah Muslim Mumbai dari keluarga dokter. Almarhum ayahnya merupakan seorang dokter, begitu juga dengan kakak laki-lakinya.

Naik yang mengambil studi di ST Mary's High School juga melanjutkan profesi keluarganya, belajar ilmu kedokteran di Topiwala National Medical College di Mumbai. Dia mendirikan yayasan Islamic Research Foundation di Dongri pada 1991 sesaat setelah berhenti praktik dokter.

(Baca juga: Zakir Naik Hadapi Tuduhan Ancam Keamanan Nasional Malaysia)

Seorang mantan karyawan di yayasan milik Naik, Saleem Yusuf memilih meninggalkan tempatnya bekerja. Dia mengatakan tidak menyukai Zakir Naik yang membuat perpindahan agama non-Muslim menjadi mualaf sebagai tontonan di panggung. Dia mengaku telah menanyakan hal itu kepada Naik tetapi tidak mendapat jawaban yang memuaskan. Yusuf juga mengaku sering tidak nyaman dengan pidato Naik yang, menurutnya, mengolok-olok agama lain.

Meski demikian, Yusuf yang mendeklarasikan bertentangan dengan Zakir Naik itu meyakini pelarangan terhadap Naik dan yayasannya tidak berdasar dan anti-demokrasi. Pengikut Naik meyakini dia bisa ditahan jika kembali ke India. Namun, laporan wartawan BBC tersebut diakhiri dengan menyatakan Zakir Naik akan puas dengan sekolah yang didirikannya. Zakir Naik telah mempengaruhi generasi baru Muslim yang berpikiran dan berbicara seperti dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement