REPUBLIKA.CO.ID, PONOROGO -- Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa meminta tim tanggap darurat bencana longsor Desa Banaran, Pulung, Ponorogo untuk menyisir setiap lokasi yang terdampak longsor. Pada Ahad (4/2) tim tanggap darurat yang terdiri dari BPBD, Basarnas, TNI, Polri, dan relawan terus melakukan pecarian korban hilang pascalongsor yang terjadi pada Sabtu (3/4) pagi.
Alat berat seperti eskavator pun telah berada di lokasi untuk mempercepat proses pencarian korban hilang.
"Ini luasannya 4 hektare, kita bisa melihat luasannya memerlukan pergerakan eskavator yang cepat, kami juga minta untuk menerjunkan anjing pelacak untuk mendetect pada kedalaman timbunan tertentu," tutur Khofifah usai meninjau langsung lokasi bencana longsor, Ahad (2/4).
Diperkirakan ketinggian tanah yang menimbun pemukiman warga di dua dusun yakni Dusun Tangkil dan Dusun Krajan setinggi 17 meter. Kendati demikian, Khofifah meminta untuk agar seluruh lokasi dilakukan penyisiran pencarian korban hilang.
Berdasarkan data yang diperoleh dari posko utama tim tanggap darurat bencana longsor Desa Banaran, terdapat 28 jiwa yang dinyatakan menghilang pascabencana terjadi. Namun pada siang tadi, tim evakuasi berhasil menemukan dua jenazah yang tertimbun lonsoran bukit Gede. Korban meninggal tersebut yakni, Katmi (65 tahun) dan Danu Setiawan (28 tahun). Pada sore tadi, satu lagi korban meninggal dunia ditemukan. Namun, korban belum dapat teridentifikasi.
Sementara itu, sebanyak 200 warga yang selamat telah diungsikan ke posko dan pemukiman warga yang tak terdampak bencana. Longsor yang terjadi juga menyebabkan listrik di Dusun Tangkil dan Dusun Krajan mati. Posko tim evakuasi dan posko bantuan yang berada tak jauh dari titik bencana pun menggunakan mesin genset untuk penerangan.