REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Dua pasang bayi kembar siam dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pemerintah (RSUP) Haji Adam Malik Medan. Sepasang bayi dalam kondisi dempet perut hingga tulang belakang bagian bawah, sementara sepasang lain dalam keadaan dua kepala dan satu badan.
Sekretaris tim penanganan bayi kembar siam, Rizki Adriansyah mengatakan saat ini kedua pasang bayi kembar siam tersebut masih mendapat perawatan di ruang rawat inap anak Rindu B Perinatologi RSUP H Adam Malik.
"Bayi pertama berjenis kelamin perempuan, anak dari orang tua berinisial A, lahir di Kisaran, 24 Maret. Sedangkan, bayi kedua berjenis kelamin laki-laki anak dari orang tuanya yang berinisial D, lahir di Binjai, 28 Maret lalu," kata Rizki di RSUP H Adam Malik Medan, Kamis (30/3).
Rizki mengatakan, saat ini bayi kembar siam yang dempet di bagian perut dalam kondisi stabil. Mereka pun masih mungkin untuk menjalani operasi pemisahan. Namun, operasi tersebut masih menunggu hingga kondisi bayi optimal di usia dua bulan hingga satu tahun
"Hanya saja saja terdapat lubang kecil di bagian jantung. Operasi pemisahan masih memungkinkan dengan tingkat keberhasilan 80 persen," ujar dia.
Untuk bayi kembar siam yang memiliki dua kepala dengan satu badan serta sepasang tangan dan kaki, Rizki mengatakan, penanganannya lebih rumit. Meski memiliki dua jantung, namun salah satu jantung bayi mengalami kelainan bawaan yang kompleks.
"Untuk kasus yang kedua ini, jika dioperasi maka sulit untuk menyelamatkan bayinya," kata Rizki.
Bayi malang tersebut hanya memiliki satu serambi dan satu bilik pada jantung. Kondisi inilah, kata Rizki, yang membuat operasi pemisahan sangat tidak mungkin dilakukan.
Tim dokter pun telah memutuskan tidak akan melakukan operasi terhadap bayi kembar siam yang kedua ini. Bayi tersebut, lanjut Rizki, tidak mungkin dipisahkan meski mereka masing-masing memiliki jantung dan tulang belakang.
"Saat ini, kami periksa jantung dulu karena kondisi jantungnya gawat. Kami belum tahu bagaimana usus dan hatinya. Katup jantungnya satu, padahal normalnya dua," kata Rizki.
Menurut Rizki, sepasang bayi yang kedua bisa bertahan sampai dewasa tetap dengan kondisi tersebut. Hal ini, lanjutnya, karena sangat tidak etis bila dilakukan pemisahan, dokter hanya menyelamatkan satu nyawa dan mengorbankan bayi lain.
Rizki pun menyebut, untuk penanganan dua pasang bayi kembar siam tersebut, RSUP H Adam Malik akan mengerahkan tim yang dipimpin seluruh dokter senior. Seluruh tenaga ahli yang dibutuhkan untuk menangani bayi kembar siam tersebut pun, lanjutnya, tersedia di rumah sakit pemerintah itu.
"Kasus bayi kembar siam ini termasuk jarang bertahan. Semua manusia berhak hidup, tentu kita tetap berikan pelayanan optimal. Apa pun kasusnya yang paling sulit, kita terima," ujar dia.