Kamis 30 Mar 2017 09:38 WIB
Pilkada DKI

Pengamanan Putaran Kedua Pilkada DKI Diperketat

Rep: Alfan Tiara Hilmi/ Red: Bilal Ramadhan
Ilustrasi Kampanye Pilgub DKI
Foto: Foto : MgRol_93
Ilustrasi Kampanye Pilgub DKI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Penjagaan Pilkada DKI Jakarta 2017 putaran kedua akan lebih diperketat. Pihak Kepolisian dan TNI akan menurunkan personilnya pada 12 April nanti. Kapolda Metro Jaya, Irjen M Iriawan mengatakan, tiap Tempat Pemungutan Suara (TPS) akan dijaga oleh satu petugas kepolisian dan satu anggota TNI.

“Kami akan menerapkan pola baru, dimana satu TPS akan dijaga oleh satu anggota Polri dan satu anggota TNI,” kata Iriawan di Gedung Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) DKI, Jakarta, Rabu (29/8).

Menurut Kepolisian, tindakan ini dilakukan karena pihaknya menerima laporan dari seluruh pasangan calon (paslon) pada Pilkada DKI putaran pertama. Mereka mengatakan, ada oknum yang melakukan intimidasi di beberapa TPS untuk mempengaruhi suara para pemilih.

“Hasil laporan dari putaran pertama, seluruh paslon melaporkan pada kami bahwa ada rasa intimidasi, sehingga kami memutuskan untuk mengambil langkah ini,” katanya.

Selain dari polisi dan TNI, setiap TPS juga akan dijaga oleh aparat pemerintah daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Tujuannya adalah agar para pemilih terbebas dari ancaman dan intimidasi dalam memberikan hak pilihnya April nanti.

“Jadi ini ada nanti juga ada aparat Perlindungan Masyarakat (Linmas)  di tiap TPS, mungkin akan dibantu juga oleh aparat pemerintah daerah setempat dan Satpol PP,” kata Iriawan.

Secara teknis, Iriawan mengatakan, Polisi dan TNI akan berjaga-jaga di luar TPS, sedangkan Satpol PP dan Linmas akan berjaga di dalam. Alasannya, keributan dan konflik biasanya muncul dan terjadi di luar TPS.

“Kalau ribut itu kan biasanya karena ada gangguan dari luar, jadi nanti di luar yang berjaga adalah dari Polri dan TNI” ujar dia.

Di Pilkada DKI Jakarta 2017 putaran pertama, ada TPS yang masuk ke dalam kategori rawan dan kategori aman. Untuk di putaran kedua, kepolisian mengatakan pihaknya tidak membeda-bedakan tiap TPS dari segi pengamanan.

“Karena kemarin ada masukan dari masyarakat terkait adanya intimidasi kepada para pemilih, maka sekarang untuk TPS kita samakan semua penjagaannya. Setiap TPS akan ada satu anggota Polri dan TNI” kata Iriawan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement