Rabu 29 Mar 2017 22:46 WIB

Melibatkan Perguruan Tinggi dalam Pemberdayaan Keluarga

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Ilham
 Pemberdayaan keluarga (ilustrasi).
Foto: Antara/Husyen Abdillah
Pemberdayaan keluarga (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (Damandiri), Subiakto Tjakrawerdaya mengatakan, pelibatan perguruan tinggi dalam pemberdayaan keluarga sangat penting. Ini dilakukan agar perguruan tinggi menghasilkan penelitian yang inovatif dan penting bagi masyarakat.

"Pelibatan perguruan tinggi tidak hanya pada bidang pendidikan, pelatihan, dan pendampingan. Namun juga termasuk pada berbagai penelitian mengenai pemberdayaan keluarga," ujar Subiakto, Rabu, (29/3).

Salah satu cara untuk memberdayakan keluarga secara ekonomi dilakukan dengan membuat program, yakni pos pemberdayaan keluarga atau pos daya. Program ini merupakan program pinjaman yang diberikan bagi keluarga yang ingin membuka usaha.

Setiap kepala keluarga mendapatkan pinjaman maksimal Rp 2 juta untuk membuka usaha. "Pinjaman ini merupakan pinjaman tanpa bunga dan tanpa agunan. Namun mereka harus membayarnya dengan cara mencicil," katanya.

Usaha kecil seringkali tak mendapatkan kredit dari bank. Dengan adanya pos daya mereka yang berwirausaha bisa menikmati kredit. Saat ini, kata Subiakto, pihaknya telah menyalurkan dana sebesar Rp 30 miliar kepada masyarakat.

Rektor Universitas Trilogi, Asep Saefuddin mengatakan, pihaknya terus melakukan penelitian yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat. "Kami memegang 152 kelompok pos daya di wilayah DKI Jakarta. Selain itu juga berbagi pengalaman dengan kelompok pos daya yang bagus dijadikan pemberdayaan masyarakat," katanya.

Menurut Asep, ikut mengurus pos daya merupakan penerapan dari Tri Dharma Perguran, antara lain penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Penelitian-penelitian yang dilakukan diharap bisa memecahkan persoalan yang ada di masyarakat.

"Penelitian jangan hanya menumpuk jadi jurnal saja. Namun penelitian yang dilakukan harus bisa jadi solusi masalah yang dihadapi masyarakat," kata Asep.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement