Rabu 29 Mar 2017 21:57 WIB

Bina Marga Gelontorkan Rp 100 Miliar untuk Akses Jalan Wisata Mandeh

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Dwi Murdaningsih
Kawasan wisata Mandeh
Foto: Google
Kawasan wisata Mandeh

REPUBLIKA.CO.ID, MANDEH--Kawasan Bahari Terpadu Mandeh dicanangkan sebagai tujuan wisata di Sumatra Barat. Untuk pengembangannya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) bertugas meyediakan akses menuju kawasan tersebut. Direktorat Jenderal Bina Marga tahun ini mengalokasikan dana sebesar Rp 100 miliar untuk penanganan jalan sepanjang 10 kilometer (km).

"Tantangannya adalah bagaimana kita mengembangkan kawasan wisata Mandeh, melalui optimasi infrastruktur yang sudah ada. Sebagian sudah dilakukan oleh pemerintah kota maupun kabupaten," ucap Direktur Jenderal Dirjen Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto melalui siaran tertulis, Rabu (29/3).

Akses jalan ditargetkan tuntas dalam dua tahun. Pada tahun ini, jalan akses sepanjang 7 km dari arah Kabupaten Pesisir Selatan, sepanjang 6 km akan ditangani. Sedangkan dari arah Kota Padang, jalan akses sepanjang 43 km akan ditangani sepanjang 4 km.

Untuk penanganan jalan akses baik dari arah Pesisir Selatan maupun Padang secara keseluruhan, dibutuhkan dana Rp 385 miliar dan nantinya seluruh jalan tersebut akan memiliki lebar jalan 6 meter.

"Dengan penanganan jalan ini, bus-bus wisata berukuran sedang atau 3/4 sudah bisa masuk dan melintas," kata Arie.

Pembebasan lahan baik dari arah Kota Padang maupun Kabupaten Pesisir Selatan menjadi masalah klasik yang juga terjadi untuk akses Mandeh ini. Sebagian besar tanah merupakan tanah adat, sehingga penyelesaiannya membutuhkan pendekatan yang khusus. Menghadapi tantangan tersebut, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wilayah III Padang dalam pelaksanaannya akan memakai rute yang sudah ada atau eksisting.

"Kita optimalkan yang sudah ada, jadi tidak mubazir, ini tantangan yang harus kita jawab," katanya.

Dengan menggunakan rute eksisting, ia melanjutkan, kini persoalan yang dihadapi adalah desain penanganan. Jaringan jalan akan ditangani dengan perbaikan teknik-teknik geometrik berdasarkan standar Ditjen Bina Marga, seperti jalur pendakian sehingga tidak membutuhkan relokasi yang dapat memakan waktu.

Sebagian akses Mandeh memiliki geometrik jalan curam. Bila pada umumnya, jalan nasional memiliki standar geometrik jalan sebesar 10 persen, untuk jalan akses Mandeh maksimal 15 persen.

"Untuk jalur wisata hal tersebut tidak masalah, justru makin menarik. Ada tanjakan dan turunannya," ujar dia.

Kawasan Mandeh yang berada di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat terkenal dengan wisata bahari pantai dan terumbu karangnya. Tak heran jika kawasan wisata ini disebut-sebut menjadi 'pesaing' Raja Ampat di Papua Barat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement