REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Bandar besar narkoba asal Makassar yang ditembak anggota Direktorat Reserse Narkoba Polda Sulawesi Selatan, Ruslan Hasan (28) saat penggerebekan di Mamuju Utara, Sulawesi Barat memiliki omzet Rp 1,2 triliun. "Ini bandar besar narkoba untuk wilayah Makassar dan dia masuk sindikat jaringan internasional," ujar Kapolda Sulsel Irjen Pol Muktiono usai melihat jenazah pelaku di RS Bhayangkara Makassar, Rabu (29/3).
Ia mengatakan, pengembangan kasus narkoba yang selama ini ditangani baik oleh Ditresnarkoba Polda Sulsel, Polres maupun Polsek jajaran merujuk pada satu bandar besar yakni tersangka. Pelaku juga mengendalikan narkoba ini dari beberapa tempat untuk mengelabui aparat kepolisian hingga akhirnya diamankan di daerah terpencil di Kabupaten Mamuju Utara, Provinsi Sulawesi Barat. "Tiga bulan anggota mengintai keberadaan pelaku dan akhirnya diketahui sedang berada di daerah terpencil di Sulbar dan pelaku tinggal di rumah kontrakan," katanya.
Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Dicky Sondani yang mendampingi kapolda menambahkan, pelaku merupakan bandar besar narkoba, tetapi tidak mengonsumsinya.
"Pelaku ini hebat dalam mengendalikan bisnisnya. Tapi pelaku tidak memakainya. Pelaku sudah menjalankan bisnisnya selama lebih dari lima tahun dengan omzet lebih dari Rp 1,2 triliun," katanya.
Ia mengungkapkan, pelaku dalam sebulannya mendistribusikan narkobanya sebanyak 10 kilogram (kg). Dalam satu tahun bisa mendistribusikan sekitar 120 kilogram atau sekitar 600 kg selama lima tahun.
Dicky mengaku, omset yang didapatkan pelaku ini dalam satu tahunnya bisa mencapai Rp 240 miliar. Karena barang haram itu didapatkannya dari Cina. "Ini memang sudah sindikat internasional dan kita masih akan melakukan pengembangan untuk bandar-bandar kecil di bawah jaringannya maupun jaringan lainnya lagi," jelasnya.
(Baca Juga: Polda Sulsel Lumpuhkan Bandar Besar Narkoba)