REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR Zulkifli Hasan menyayangkan masih adanya salah satu pendukung pasangan calon (Paslon) di Pilkada DKI Jakarta yang masih menggunakan buzzer atau pasukan online yang menyebarkan isu-isu negatif. Menurutnya seharusnya proses Pilkada merupakan ajang untuk mengadu gagasan dan konsep.
Bahkan, Zulkifli mengaku pernah menjadi korban buzzer tersebut. Ia mengungkapkan buzzer di akun twitter pribadinya melontarkan caci maki.
"Wong saya juga kadang-kadang dicaci maki itu. Itu gak jelas jundrungannya (arahnya). Nah ini yang kita harap mari jangan korbankan persatuan, kebhinnekaan, keragaman hanya karena Pilkada," ujarnya di Jakarta Selatan, Senin (27/3).
Seperti diketahui, Zulkifli beberapa waktu lalu memang pernah menjadi korban penyebar isu SARA dari akun twitter pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yaitu @haloJakarta. Dalam cuitannya, akun tersebut menyamakan Zulkifli dengan manusia purba berambut panjang. Zulkifli pun mengaku marah besar dengan bentuk hinaan tersebut.
"Ya marah dong kalau orang dimarah-marahi," ucap Zulkifli dengan nada agak tinggi saat ditanya terkait kasus tersebut.
Zulkifli menjelaskan, Indonesia sudah 71 tahun merdeka dan sudah sepakat agar tidak membawa isu SARA, baik dalam dunia nyata maupun dunia maya. Karena itu, ia mengimbau agar masyarakat juga tidak melakukan politisasi agama, menfitnah, dan berkata keji. Manurut dia, agama tidak mengajarkan hal seperti itu.
"Maka mari kita luruskan nilai-nilai luhur keindonesiaan kita, saing menghormati. Ada orang Islam milih Islam silahkan. Ada orang Kristen milih Kristen silahkan. Yang Islam maju yang Kristen maju yang agama lain maju ya silahkan. Itu hak kita sama di negeri ini," jelasnya.