REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Ratusan personel polisi diturunkan untuk mengantisipasi dampak banjir bandang yang menerjang Kota Padang Sidempuan, Sumatra Utara (Sumut), Ahad (26/3) malam. Bersama prajurit TNI, para personel kepolisian membantu masyarakat melakukan pendataan hingga membersihkan sisa-sisa material banjir.
"Anggota polisi yang dilibatkan dalam tanggap darurat dari Polres Padang Sidempuan 200 personel, Brimob 60 orang," kata Kasubbid Penerangan Masyarakat Polda Sumut AKBP Mangantar P Nainggolan, Senin (27/3).
Mangantar mengatakan, selain Polri dan TNI, sekitar 100 orang dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Padang Sidempuan, 50 orang dari Dinas Kesehatan Padang Sidempuan dan berbagai pihak lain juga ikut terlibat dalam penanganan pascabencana.
Saat ini, lanjutnya, personel Polri, TNI, dan masyarakat saling membantu membangun posko tanggap darurat untuk para korban.
"Setiap kecamatan dibuat posko kesehatan dari Dinas Kesehatan Padang Sidempuan. Sedangkan Polri dan Dinas Kesehatan membuat lima posko dan juga dipersiapkan alat-alat berat dua unit, lima mobil truk, tiga mobil pemadam kebakaran untuk pembersihan TKP akibat banjir bandang tersebut," ujar dia.
Banjir bandang menerjang Padang Sidempuan, Sumut, Ahad (26/3) malam. Lima orang meninggal dunia dan puluhan rumah hanyut dalam musibah ini.
Banjir bandang terjadi sekitar pukul 18.00 WIB akibat luapan air di sejumlah sungai di kota ini, terutama di sungai Batang Ayumi. Luapan air terjadi pascahujan deras yang mengguyur kawasan Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) sekitar pukul 15.00 hingga 19.00 WIB.
Banjir bandang ini juga membuat puluhan rumah rusak dan hanyut. Beberapa di antaranya terjadi di kawasan Kelurahan Batunadua Julu, Kecamatan Padang Sidempuan Batunadua, dan Batang Ayumi Julu, Kecamatan Padang Sidempuan Utara. Selain rumah, sejumlah mobil juga dilaporkan hanyut dan rusak di daerah tersebut.
Baca juga: Puluhan Rumah Hanyut Diterjang Banjir Bandang Padang Sidempuan