REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat pendidikan Doni Koesoema A menilai kegiatan pramuka yang memberikan hukuman pada anak makan tanpa alas, tak selaras dengan nilai kepramukaan.
"Apapun bentuk hukuman itu, yang dilakukan justru tidak selaras dengan nilai-nilai kepramukaan," kata dia saat dihubungi Republika, Ahad (26/3). Ia menegaskan nilai kepramukaan, yakni menjunjung tinggi nilai kesehatan dan rasa hormat terhadap manusia dan alam.
Sehingga, menurutnya hukuman menyebar nasi di atas rumput untuk dimakan, berarti tidak menghargai individu dan alam itu sendiri. "Jadi, setiap tindakan yang dilakukan dalam pramuka harus sesuai dengan nilai-nilai kepramukaan itu sendiri," ujar dia.
Sebelumnya, pengguna media sosial dihebohkan dengan foto kegiatan pramuka yang makan di atas tanah tanpa alas. Sekretaris Kwartir cabang Pramuka Kabupaten Tangerang, Dadang Sudrajat mengklarifikasi tudingan yang muncul di media sosial. Ia menyebut, kegiatan tersebut berupa hukuman kepada peserta karena pelanggaran disiplin.
"Kami klarifikasi, semua itu hanya trik hukuman yang diberikan kepada peserta, karena pelanggaran disiplin jam Ishoma (istirahat, shalat, makan) yang tidak sesuai jadwal," kata Dadang.