REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Harga ikan di Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mahal dipicu cuaca yang tidak menentu sejak sepekan terakhir. Karena itulah nelayan enggan melaut.
"Harga ikan di Pangkalpinang sepekan terakhir melonjak karena banyak nelayan tidak melaut sehingga stok ikan sedikit," ujar Amiruddin, salah seorang pedagang di tempat pelelangan ikan (TPI) Pangkalbalam, Sabtu (25/3).
"Saya sudah beberapa hari tidak kebagian ikan besar untuk dijual. Ikan yang dijual nelayan kecil-kecil," ujarnya.
Menurut dia, tidak menentunya cuaca dalam sepekan terakhir tidak saja berdampak pada aktivitas para nelayan tetapi juga ikut dirasakan masyarakat akibat mahalnya harga ikan di pasaran. "Kalau stok terbatas secara otomatis harga pasti naik, begitu juga dengan ikan," katanya.
Harga ikan ciu yang biasanya Rp 15 ribu kini menjadi Rp 30 ribu per kilogram, ikan kerisi dari Rp 25 ribu menjadi Rp 40 ribu, dencis dari Rp 5 ribu menjadi Rp 20 ribu, tenggiri dari Rp 40 ribu menjadi Rp 60 ribu dan ikan tongkol biasanya Rp 15 ribu menjadi Rp 30 ribu per kilogram.
Seorang nelayan di Opas Indah, Kecamatan Pangkalpbalam, Udin membenarkan cuaca yang tidak menentu menjadi pemicu utama para nelayan tidak melaut. "Kurang lebih hampir sepekan saya tidak melaut karena cuaca begitu tidak bersahabat. Terkadang panas, namun beberapa jam setelahnya bisa langsung hujan dan angin kencang sehingga sulit untuk diprediksi," katanya.
Ia menambahkan, jika cuaca mulai membaik dalam waktu dekat ia bersama dengan nelayan lainnya akan segera berlayar untuk mengais rezeki di laut sehingga kebutuhan dan harga ikan bisa normal kembali.
"Jika kami paksakan harus melaut, risiko terlalu tinggi sehingga sebagian nelayan untuk sementara waktu memilih untuk beristirahat," kata dia.