Kamis 23 Mar 2017 12:56 WIB

Sederet Dampak Buruk Reklamasi Pulau di Teluk Jakarta

Rep: Singgih Wiryono/ Red: Karta Raharja Ucu
Suasana pulau hasil reklamasi dengan latar gedung apartemen yang juga dibangun hasil reklamasi di Pantai Mutiara Jakarta, Jumat (23/9).
Foto: Republika/ Yogi Ardhi
Suasana pulau hasil reklamasi dengan latar gedung apartemen yang juga dibangun hasil reklamasi di Pantai Mutiara Jakarta, Jumat (23/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembangunan pulau reklamasi di teluk Jakarta dinilai memiliki dampak besar. Kuasa Hukum Koalisi Selamatkan Teluk Jakarta (KSTJ), Tigor Hutapea mengatakan, berdasarkan fakta persidangan, akan ada banyak dampak buruk bagi lingkungan di sekitar pembangunan pulau reklamasi.

"Contohnya Pulau G mengakibatkan perairan yang berada di wilayah reklamasi jadi tercemar, akibatnya ikan tidak mau lagi hidup di sana, mengakibatkan penurunan penghasilan masyakarat yang ada di sana," ujarnya saat dihubungi Republika, Rabu (22/3).

Tigor mengatakan, di persidangan hadir lima ahli dan enam saksi fakta. Tiga saksi fakta dari nelayan teluk Jakarta, dan tiga nelayan dari Serang Utara, Banten.

"Nelayan Teluk Jakarta menjelaskan bahwa pembangunan reklamasi yang dilakukan, membuat perairan di sana tercemar," kata dia menjelaskan.

Nelayan Banten menuturkan, karena pasir untuk menguruk laut diambil dari Banten, maka terjadi abrasi yang cukup besar di Serang Utara. "Ada 750 hektar lahan Bandeng masyakarat di pesisir abrasi akibat pengambilan pasir untuk pulau reklamasi," jelasnya.

Lebih lanjut, dari saksi ahli yang dihadirkan menjelaskan, akibat dari reklamasi nanti, justru akan memperparah banjir Jakarta. Hal tersebut dikarenakan 13 aliran sungai yang masuk ke teluk Jakarta tertahan pulau-pulau reklamasi.

"Akibatnya Jakarta khususnya wilayah pesisir itu akan semakin banjir. Kemudian ada gangguan terhadap arus laut yang tertahan pulau, akibatnya kualitas air semakin buruk," ujarnya.

Dampak berikutnya terkait limbah dari pukau reklamasi tersebut apabila jadi dibangun pemukiman, kata dia, justru akan mempengaruhi kualitas teluk Jakarta. "Itu yang dijelaskan oleh ahli-ahli kita, apalagi berdampak ke Kepulauan Seribu yang masih satu ekosistem," kata dia mengakhiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement