Rabu 22 Mar 2017 21:54 WIB

Polisi: Berita Hoax Picu Bentrokan Angkot Vs Ojek Daring di Laladon

Bentrokan (ilustrasi)
Bentrokan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kepala Bagian Operasi (Kabag Ops) Polresta Bogor Kota, Kompol Tri Suhartanto mengatakan bentrok yang terjadi antara angkot dan ojek daring (online) di Terminal Laladon, Rabu (22/3) petang, dikarenakan informasi yang simpang siur atau berita hoax yang beredar di antara kedua belah pihak.

"Kejadian berawal dari informasi, katanya ada swepping ojek online, sehingga memicu para pengendara ojek online bergerak. Isunya lagi ada penyerangan balasan karena aksi kecelakaan, padahal semua tidak benar," kata Tri saat ditemui di lokasi kericuhan.

Bentrok antara sopir angkot dan onjek daring di Terminal Laladon terjadi sekitar pukul 15.00 WIB. Massa ojek daring yang datang dari arah Dramaga melintas di depan Terminal Laladon, terjadi aksi lempar-lemparan dan pengerusakan sejumlah unit angkot.

Keributan berlangsung hampir selama satu jam, hingga menutup akses jalan dari Dramaga menuju Laladon, maupun sebaliknya dari Sindang Barang menuju Dramaga. Pecahan kaca dan material batu berserakan di jalanan.

Tercatat empat unit angkot dirusak oleh masa ojek daring yang melakukan penyerangan kepada angkot yang sedang tidak beroperasi di depan Terminal Laladon. Pengerusakan dilakukan dengan cara melempar batu dan memukur kaca mobil menggunakan kayu.

Menurut Tri lokasi kericuhan terjadi di wilayah perbatasan antara teritorial Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Sehingga aparat yang bergerak berasal dari jajaran Polresta Bogor Kota dan Polres Kabupaten.

"Lagi-lagi kami mengimbau masyarakat baik itu sopir angkot adn juga transportasi online untuk tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu serta informasi yang berkembang tanpa dikonfirmasi," katanya.

Sementara itu, Kapolres Bogor Kabupaten, AKBP Andi Mochammad Dicky menyebutkan, kericuhan berawal dari rencana ojek daring yang mau melakukan aksi solidaritas ke Balai Kota Bogor untuk menanyakan persoalan kecelakaan yang dialami pengendara ojek pada aksi mogok pertama Senin (20/3) lalu, termasuk penyelesaian masalah angkutan.

"Ada beberapa versi yang menyampaikan, di perjalanan ada yang mengklaim saling swepping baik dari angkot maupun ojek daring. Ada yang bilang angkot nyerang duluan, ada juga yang sebaliknya ojek daring yang menyerang terlebih dahulu," kata Dicky.

Akibat aksi lempar tersebut, lanjut Dicky ada angkot yang dirusak, tetapi tidak ada korban jiwa ataupun korban luka-luka. Tercatat ada empat unit angkot yang dirusak, yakni angkot 02 trayek Bubulak-Suryakancana (angkot Kota Bogor), trayek 19 jurusan Jasinga, trayek Dramaga dan Cipanas.

Menurut Dicky pihaknya akan mencari tau siapa pelaku pengerusakan angkot, dengan mengumpulkan keterangan saksi-saksi maupun dari rekaman video yang diambil oleh massa maupun media.

Untuk mengantisipasi aksi lanjutan, Polres Bogor lanjut Dicky akan memfasilitasi antara sopir angkot, onjek daring dan juga Organda. Pihaknya juga mengerahkan personel untuk mengawal lokasi kejadian.

"Kami turunkan personel 150 orang, siaga, untuk berjaga-jaga di lokasi," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement