REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kisah Dosen Fakultas Teknik Universitas Mataram (Unram) Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabar Nababan, yang mengaku sebagai Tuhan dan mendeklarasikan agama baru yang ia sebut Agama Angkasa Nauli (AAN) melalui akun Facebook belum lama ini cukup menghebohkan.
Kendati begitu, hal ini tak memengaruhi aktivitas perkuliahan yang Sabar ajarkan. Saat ditemui Republika.co.id di ruang kerjanya di Fakultas Teknik, Unram, Mataram, Rabu (22/3), Sabar dengan santai menjawab pertanyaan wartawan.
Awalnya, Sabar mengaku sejak 2012 sudah bisa berbicara dengan Tuhan, Roh, Nabi, hingga para Dewa. Terakhir, ia berbicara dengan Tuhan Jahowa dan memberikan pemahaman kepada dia bahwa dalam ajaran Kristen yang ada saat ini terdapat kesalahan.
Pada 17 Maret lalu, seorang pendeta dari Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Bali berdiskusi dengannya dan menyarankan dia membentuk agama baru, ketimbang 'menyerang' ajaran Kristen. "Kata dia, kalau kamu terus serang Kristen bisa dituntut penistaan agama, bikin saja agama baru," kata Sabar.
Ia pun berkonsultasi dengan Tuhan Jahowa untuk mencari nama agama barunya ini. "Saya konsultasi ke Tuhan, dan akhirnya mendapat nama Agama Angkasa Nauli," ucap dia.
Baca juga, Ini Sosok Sabar Nababan yang Mengaku Sebagai Tuhan.
Nauli berarti bagus dalam bahasa Batak. Pun dengan logo centang yang menandakan para pengikut AAN sudah mendapat persetujuan atau orang-orang yang dibenarkan oleh Tuhan Jahowa.
Dalam AAN, dia katakan, terdapat dua Tuhan yakni Tuhan Jahowa dan Tuhan Sabar Nababan, yang tak lain dirinya sendiri. Kitabnya dinamakan kitab kebenaran hasil dari rangkumannya pada kitab Injil.
Ia menegaskan, proses pengangkatannya sebagai Tuhan bukan atas permintaan dirinya, melainkan amanah yang diberikan Tuhan Jahowa.
Bahkan, menurut penuturannya, dia sempat dua kali menolak permintaan tersebut dan lebih memilih sebagai pasukan bala tentara di surga. "Besoknya ditanya lagi, ah berat itu, mau tidak mau saya terima jadi Tuhan. Bukan mengusulkan tapi diangkat," ungkap dia.
Ajukan Pengakuan ke Kemenag
Pria yang sudah mengajar di Unram sejak 2002 ini mengaku telah mengirimkan permohonan kepada Kementerian Agama agar AAN disahkan sebagai agama baru pada Senin lalu. Rencananya, Pulau Lombok khususnya Kota Mataram akan menjadi pusat peribadatan para pengikutnya.