REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Asosiasi Pengembang Jalan Asia dan Australasia atau Road Engineering Association of Asia and Australasia (REAAA) di Nusa Dua, Bali. Kegiatan ini diperkirakan membuka peluang investasi bidang infrastruktur dalam negeri sebagai bagian prioritas pembangunan pemerintah saat ini.
Presiden REAAA sekaligus Ketua Himpunan Pengembang Jalan Indonesia (HPJI), Hermanto Dardak mengatakan konferensi REAAA tahun ini mengangkat tema 'Roads for Better Living.' Delegasi dari berbagai negara berbagi pengalaman terkait fungsi jalan sebagai pengangkut logistik, barang dan jasa, serta pembangunan ekonomi di kawasan perkotaan dan pedesaan
"Pembangunan jalan berkontribusi pada peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat," katanya di Nusa Dua, Rabu (22/3).
Lima isu penting dibahas dalam kegiatan ini. Pertama, keselamatan jalan, di mana jumlah korban jiwa yang meninggal di Indonesia masih sangat tinggi setiap tahunnya, sekitar 30 ribu jiwa.
Kedua, sistem transportasi cerdas yang menekankan pentingnya teknologi untuk peningkatan kapasitas jaringan jalan dan mengurai kemacetan lalu lintas. Ketiga, konstruksi ramah lingkungan, untuk melindungi kehidupan lingkungan binaan dan alami.
Keempat, keterpaduan pembangunan di mana pembangunam jalan memicu peningkatan aktivitas ekonomi wilayah dan membuka lapangan kerja baru. Kelima, sumber pendanaan infrastruktur yang membutuhkan peran swasta melalui investasi langsung atau kerja sama badan usaha dengan pemerintah.
REAAA adalah organisasi asosiasi pengembang jalan dari berbagai negara yang dibentuk pertama kali di Malaysia 1973. Organisasi ini mengembangkan disiplin keilmuan dan praktik pembangunan jalan di wilayah Asia Pasifik, termasuk kemampuan profesional dan jejaring komersial di antara negara-negara Asia Pasifik.
Jepang mengirimkan setidaknya 70 delegasi mengikuti konferensi ini. Malaysia 55 delegasi, sementara sisanya Filipina, Indonesia, Tanzania, Nepal, India, dan negara lain di kawasan Asia Pasifik.