REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Kementerian Sosia,l Nahar mengatakan, saat ini tren anak jalanan di Indonesia mulai menurun. Pada 2006 jumlah anak jalanan sekitar lebih dari 200 ribu orang, namun saat ini jumlahnya mulai berkurang hingga mencapai 34.400 anak.
"Jadi trennya menurun karena pemerintah daerah sudah mulai banyak komitmen untuk melindungi anak dan memenuhi hak anak," ujar Nahar di Jakarta, Selasa (21/3).
Nahar mencontohkan, di beberapa titik di Jakarta yang dijadikan tempat mengamen anak-anak jalanan kini sudah berkurang karena ada Tim Pelayanan Pengawasan Pengendalian Sosial. Pola yang serupa juga dilakukan di Yogyakarta dan Surabaya. Penurunan tren anak jalanan terjadi di 16 daerah diantaranya Jakarta, Lampung, Bandung, Yogyakarta, Medan, Surabaya, dan Makassar.
Meskipun tren anak jalanan sudah menurun, pemerintah tetap berupaya untuk melakukan pencegahan agar tidak timbul anak-anak jalanan baru. Menurut Nahar ada dua persoalan inti yang menyebabkan timbulnya anak jalanan baru yakni ketidaksanggupan orang tua dalam mengasuh anak, dan juga faktor perekonomian.
"Dua faktor dominan itu mendorong anak-anak menjadi anak jalanan baru, ini yang harus komprehensif menanganinya," kata Nahar.
Nahar menyebut, penurunan tren anak jalanan juga terjadi di Indonesia timur misalnya saja di Mataram. Menurutnya, masyarakat mulai sadar bahwa bekerja di jalanan banyak risikonya dan pemerintah juga sudah mensosialisasikan bahwa ketika ada pihak-pihak yang mengeksploitasi anak di jalanan maka telah menjadi urusan hukum.