REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemkot Bandung, terus berupaya merealisasikan pembangunan LRT di Kota Bandung lebih murah dari daerah lain. Menurut Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, biaya produksi yang dikeluarkan untuk membangun LRT di Kota Bandung, jauh lebih murah. Karena, 95 persen kontennya asli Indonesia. Jadi, kalau dibandingkan dengan LRT yang di Jabodetabek anggarannya lebih hemat 70 persen.
Ridwan mengatakan, kalau di Jabodetabek atau di Palembang jalur LRT perkilo meter bisa menghabiskan biaya mencapai Rp 400 sampai Rp 500 milliiar. Namun, metro kapsul di Bandung hanya Rp 150 milliar perkilo meter.
"Jadi hanya 1/3 dari harga LRT yang biasa," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, akhir pekan lalu.
Emil optimistis dengan LRT buatan anak bangsa ini akan meringankan biaya ongkos. Masyarakat, hanya perlu mengelurkan sekitar Rp 700 sampai Rp 12.000 saja. Selain itu, beban kepada APBN dan APBD jika ada pun akan sangat ringan.
"Jika ada beban dari APBD dan APBN akan sangat ringan, karena 70 persen dana yang dulunya membebani negara akan hilang," katanya.
Emil pun, merasa bersyukur, karena mimpi panjang mengenai transportasi masal yang modern LRT akan segera tersedia di Kota Bandung dengan beberapa jalur. Di antaranya, jalur satu yang menghubungkan Sabuga yang berada di utara dengan Leuwi panjang yang berada di selatan saat ini sudah siap.
"Yang patut dibanggakan LRT ini asli buatan anak negeri ini," katanya.
Bahkan, Emil mengaku sudah berkomunikasi dengan Presiden Joko Widodo mengenai Metro Kapsul ini. Responnya, Presiden Jokowi sangat antusias dengan transportasi masal modern yang bahan-bahannya dan pekerjanya berasal dari dalam negeri.
"Saya sudah berbicara dengan Presiden Joko Widodo, dan alhamdulillah beliau sangat antusias dengan metro kapsul, baginya ini sangat membanggakan, karena segala sesuatunya berasal dari dalam negeri," katanya.
Dikatakan Emil, jika tidak ada halangan dua bulan ke depan pekerjaan LRT ini akan segera dimulai dijalur tengah terlebih dahulu. Karena, lebih mudah dari stasiun Bandung menuju Alun-alun Kota Bandung. Setelah 6 bulan, kemudian akan dilanjutkan dengan jalur Alun-Alun Bandung menuju Tegalega.