Jumat 17 Mar 2017 16:08 WIB

Sumarsono: Boleh Saja Ada Wacana Rute MRT Sampai Pulau Reklamasi

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Nur Aini
 Pekerja berkativitas di proyek pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) di Kawasan Setiabudi, Jakarta, Selasa (14/3).
Foto: Republika/Prayogi
Pekerja berkativitas di proyek pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) di Kawasan Setiabudi, Jakarta, Selasa (14/3).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono mengatakan boleh saja ada wacana pengembangan perpanjangan rute Mass Rapid Transit (MRT) fase dua dari Bundaran HI sampai pulau reklamasi terdekat, yaitu Pulau K. Namun pascapembatalan pemberian izin pelaksanaan reklamasi Pulau K kepada PT Pembangunan Jaya Ancol tanggal 17 November 2015, ia mengungkapkan belum ada keputusan resmi terkait rencana pengembangan tersebut.

"Yang namanya wawasan fase dua apalagi sampai pulau, itu kan wacana wawasan boleh-boleh saja. Tapi kan semua belum ada keputusan resminya," ujar Sumarsono di Kantor Wali Kota Jakarta Barat, Jumat (17/3).

Pada awalnya, rute MRT fase kedua direncanakan dari Bundaran HI sampai Kampung Bandan. Namun karena lahan PT Kereta Api Indonesia yang berada di Kampung Bandan sudah dikerjasamakan dengan tiga perusahaan lainnya, maka rute tersebut diperpanjang menjadi Bundaran HI sampai Ancol Timur.

Pada kajian awal disebutkan lahan di Ancol Timur dapat digunakan sebagai depo MRT seluas enam hektare. Namun saat ini lahan tersebut hanya tinggal empat hektare."Ya, nah itu makanya kita kroscek lagi karena seharusnya enam hektare, yang ada hanya empat hektare. Kita akan pelajari lagi kenapa jadi kurang," katanya.

Selain itu, pria yang akrab disapa Soni ini mengatakan belum tentu MoU antara PT MRT Jakarta dan PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk dibatalkan. "Belum, belum tentu," ujarnya.

Sebelumnya, Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengatakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah mengundang Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), PT MRT Jakarta, dan PT Pembangunan Jaya Ancol.Tbk untuk melakukan rapat pada Rabu (15/3) sore WIB.

"Di sana (Ancol Timur) setelah kita cek hanya ada tanah DKI (seluas) empat hektare. Tadinya ada tanah sebelahnya empat hektare lagi milik Ancol tapi sudah terjual. Terus kita tanya bisa nggak depo empat hektare. Beliau (Dirut MRT William Sabandar) tidak bisa mengiyakan, mau dikaji lagi. Ada ide bisa nggak double decker,  bertingkat deponya. Itu lagi dihitungin deponya," ujar Saefullah di Balai Kota, Kamis (16/3). Jika depo atau tempat pemberhentian kereta tidak bisa dibuat bertingkat atau double decker, Saefullah menuturkan, rencananya rute MRT akan diperpanjang lagi sampai pulau reklamasi utara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement