Jumat 17 Mar 2017 09:39 WIB

Kerusakan Karang di Raja Ampat Capai 13.522 Meter Persegi

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Ilham
 Tim peneliti mendata kerusakan karang yang disebabkan kandasnya Kapal MV Caledonian Sky berbendera Bahama di perairan Raja Ampat, Papua Barat, Sabtu (4/3).
Foto: ANTARA FOTO/Pemda Kabupaten Raja Ampat
Tim peneliti mendata kerusakan karang yang disebabkan kandasnya Kapal MV Caledonian Sky berbendera Bahama di perairan Raja Ampat, Papua Barat, Sabtu (4/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman telah melakukan survei di kawasan perairan Raja Ampat, Sorong, yang hancur oleh kapas pesiar MV Caledonian Sky. Dari hasil pemantauan, tim gabungan mendapatkan data bahwa kerusakan yang dialami di sekitar terumbu karang jauh lebih besar dari data sebelumnya.

"Dari hasil terakhir, penghitungan sementara itu ada 13.522 meter persegi. Jauh dari hasil sebelumnya yang hanya 1.600 meter persegi. Ini baru data terakhir diukur kembali ada titik pertama sampai titik terakhir, lebarnya. itulah nanti yang menjadi data," kata Dirjen Pengendalian Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Karliansyah melalui pesan singkat kepada Republika.co.id, Jumat (17/3).

Karliansyah menjelaskan, pihaknya masih akan melakukan pendataan kembali karena terumbu karang yang rusak kemungkinan masih lebih banyak dan lebih luas. Artinya kerusakaan ini bisa saja lebih dari sekitar 13.522 meter persegi. Sebab, bisa jadi dari data yang dikumpulkan tim penyelam terdapat terumbu karang yang terbelah maupun patah, sehingga akan dikumpulkan dahulu menjadi satu.

KLHK dan Kementerian lain sangat menyayangkan kejadian ini. Terlebih kawasan Raja Ampat adalah salah satu destinasi di Indonesia yang sangat indah dan menjadi daya tarik wisatawan asing untuk berkunjung dan menikmati panorama bawah laut yang dihasilkan dari terumbu karang. Keindahan ini juga karena terumbu karang yang hidup di setiap wilayah perairan Raja Ampat berbeda jenisnya satu dengan yang lain.

Untuk melakukan restorasi atau perbaikan terumbu karang akan memakan waktu sangat lama, tidak cukup 20 atau 30 tahun. Terumbu karang yang ada di perairan Raja Ampat pun ditaksir telah berumur ratusan tahun.

"Puluhan tahun itu belum berarti apa-apa, belum kelihatan apa-apa. Artinya, apa yang kita lihat, apa yang kita nikmati di sini, sekarang ini, itu bentukan dari ratusan tahun. Jadi sekali lagi, ini aset kita, aset bangsa yang harus kita jaga betul-betul," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement