Jumat 17 Mar 2017 03:16 WIB

Metode Belajar Anak Didik Andalkan Kreativitas Pengajar

Rep: Novita Intan/ Red: Winda Destiana Putri
Global Sevilla School senantiasa berfokus dalam mendidik anak-anak dengan menggunakan balanced education.
Foto: Dok: Global Sevilla School
Global Sevilla School senantiasa berfokus dalam mendidik anak-anak dengan menggunakan balanced education.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini metode pengajaran kepada anak didik kian beragam, seiring dengan kekuatan konsentrasi dari anak-anak sekarang sudah jauh berbeda dengan generasi masa lalu. Kemajuan ini juga mendorong pendidik harus mampu memberikan variasi metode mengajar. 

Anak-anak masa kini menuntut adanya daya tarik dari setiap gurunya dalam mengajar, apalagi untuk materi-materi yang cenderung secara alami memiliki tingkat kebosanan yang tinggi. Gambaran tersebut merupakan hal yang dilakukan di Sekolah Global Sevilla baik di Puri Indah ataupun Pulo Mas.

Sekolah di bawah naungan Yayasan Budi Perkerti Luhur menerapkan kurikulum Cambridge sejak 2003 sejalan dengan kurikulum tahun 2013 atau lebih dikenal dengan K13 yang tengah digencarkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan saat ini. Penerapan kurikulum Cambridge yang memadukan dan mengombinasikan kurikulum K13 memberikan hasil yang maksimal.

Salah satunya, capaian di ajang World Scholars Cup (WSC) 2016, siswa meraih 44 medali. WSC merupakan ajang tahunan, kompetisi tahunan di bidang debat, essay dan pengetahuan umum dalam bahasa inggris di Yale University USA. WSC 2016 diikuti oleh 44 negara.

Dasar perlombaan dengan mempergunakan mata pelajaran matematika, IPA, ilmu sosial, seni, musik, sastra, dan lain lain yang kemudian dikemas dalam satu tema untuk kemudian dibawakan dalam debat, penulisan esai ataupun cerdas cermat. Salah satu contoh yang diambil adalah tema kriminal dan keadilan (crime and justice). Tema inilah yang mereka harus urai dan kupas dari sudut pandang mata pelajaran di atas.

Sekolah Global Sevilla mengirimkan 12 siswanya dan salah satu siswa bernama Julius Owen Suherman, terpilih menjadi peserta terbaik dari Indonesia dengan mendapatkan 12 Medali. Selain Owen, Alexandra Annika memperoleh lima medali (dua emas dan tiga perak). Peserta yang lain mendapatkan medali dengan jumlah yang beragam. Total medali yg diperoleh dari 12 murid Global Sevilla School Puri Indah mencapai 44 medali (17 emas dan 27 perak).

Ke-12 siswa tersebut, yakni Julius Owen Suherman, Yasa Danavira Tjoe, Evan Haryowidyatna, Adler Edsel Tan, Alexandra Annika, Angelica Marta, Basilio Otto Suherman, Wirayuda Hendro Gunawan, Morgan Thomas Coomes, Bianca Evangelista Tjahjadi, Aurelia Vidyani Sidin, dan Kenny Kusnadi.

 

Pemilihan Yale University sebagai tempat acara puncak WSC bukanlah tanpa alasan. Yale University, merupakan univertas peringkat 10 besar di dunia. Yale memiliki lingkungan komunitas yang sangat menjunjung tinggi pluralisme serta kekeluargaan. Mahasiswa di sana dimanjakan dengan lengkapnya kegiatan ekstrakurikuler. Masih banyak keunggulan Yale University, sehingga mereka terpilih menjadi tempat diselenggarakannya acara puncak WSC 2016.

 

"Ini merupakan cita-cita dari almarhum Cak Nur sebagai pendiri sekolah Global Sevilla bahwa mendidik siswa, bukan hanya secara akademik, namun juga nonakademik. Keduanya harus sama sama maju," ujar Omi Komaria Madjid istri dari almarhum pendiri sekolah Global Sevilla, Nurcholish Madjid, di Jakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement