Rabu 15 Mar 2017 11:57 WIB

Pemerintah Hitung Kerugian Karang Raja Ampat Ditabrak Kapal Inggris

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nur Aini
Tim peneliti mendata kerusakan karang yang disebabkan kandasnya Kapal MV Caledonian Sky berbendera Bahama di perairan Raja Ampat, Papua Barat, Sabtu (4/3).
Foto: ANTARA FOTO
Tim peneliti mendata kerusakan karang yang disebabkan kandasnya Kapal MV Caledonian Sky berbendera Bahama di perairan Raja Ampat, Papua Barat, Sabtu (4/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Bramantyo Satyamurti Poerwadi mengatakan pemerintah saat ini sedang menghitung berapa jumlah kerugian total setelah Kapal Pesiar Inggris Caledonian Sky menghancurkan karang di laut Raja Ampat.

Bram mengatakan saat ini pihak KKP bersama KLHK dan Kemenko Maritim sedang menghitung seberapa besar kerugian tersebut. Pehitungan kerugian diambil dari dua pendekatan, pertama secara ekonomis dan secara keberlangsungan ekosistem.

Bram mengatakan hancurnya karang yang ada di bawah laut Raja Ampat menyebabkan potensi perikanan dan pariwisata Raja Ampat rusak. Bram mengatakan dengan rusaknya karang di Raja Ampat bisa membuat keuntungan yang seharusnya diterima dari aspek pariwisata menjadi tak tergapai. Selain itu, karang merupakan habitat ikan, maka potensi perikanan juga akan rusak karena kerusakan ini.

"Economic value sesuai benefit. Perikanan. Pariwisata itu sebagai pendekatan. Termasuk coveragenya terumbu karang. Itu akan dihitung," ujar Bram di Gedung Mina Bahari III, Jakarta, Rabu (15/3).

Bram mengatakan di satu sisi, faktor ekologis jauh lebih penting dari faktor ekonomi ini. Ia mengatakan dampak kerugian dari sisi ekologis lebih parah dan akan menelan waktu yang lebih lama karena situasi ini.

"Habitat equivalen analisis ini yang akan kita kedepankan. Ada karang yang recoverynya butuh waktu belasan tahun hingga 40 tahun. Ini yang menjadi persoalan," ujar Bram.

Bram mengatakan terumbu karang merupakan rumah ikan. Ia mengatakan mengapa Raja Ampat dijadikan wilayah konservasi karena ekosistem yang ada di bawah lautnya memang paling baik. Kelengkapan terumbu karang dan kebutuhan hidup ikan ada di bawah lautnya.

"Ada kesatuan ekosistem yang bagus. Ini jadi rumah ikan dan pemanfaatan lain dalam ekologis. Ketika terumbu karang rusak merusak ikan," ujar Bram.

Bram memastikan jika memang ada kerusakan ekosistem yang parah akibat kejadian ini, maka pihak pemerintah akan membawa persoalan ini secara serius dan maksimal. Ia mengatakan gugatan atas kejadian ini akan segera disiapkan setelah hasil valuasi kerugian selesai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement