REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra mengingatkan umat Islam Indonesia untuk mendukung kekuatan politik Islam. Dengan demikian, umat Islam dapat turut menentukan kebijakan-kebijakan politik di Tanah Air.
"Caranya adalah mendukung partai-partai Islam dalam pemilihan legislatif, pilkada dan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden," kata Yusril lewat keterangan tertulisnya, Selasa (14/3), petang.
Dikatakannya, umat Islam tidak cukup hanya unjuk kekuatan dengan aksi damai, zikir, dan doa tanpa langkah-langkah nyata untuk membangun kekuatan politik Islam di Indonesia. Aksi damai, shalat jamaah, zikir, dan do'a memang penting, namun jangan dilupakan adanya usaha-usaha nyata untuk membangun kekuatan politik yang tangguh.
"Adalah kontradiksi, jika umat Islam menjalankan ibadah menurut tuntunan Islam, namun dalam politik mendukung kekuatan politik sekuler. Bahkan, tidak jarang kekuatan politik sekuler itu bukan hanya tidak simpatik kepada Islam dan umatnya, tetapi juga bersifat anti-Islam," katanya.
Yusril menyebut, kekuatan politik Islam yang wajib didukung itu adalah kekuatan moderat yang menempatkan Islam dan umatnya berada dalam posisi ummatan wasatan (yang berada di tengah). Bukan kekuatan ekstrim, apa lagi yang bersifat intoleran terhadap perbedaan.
"Kekuatan Islam moderat ini menjunjung tinggi azas-azas Islam, etika dan moralitas Islam yang bertumpu pada prinsip keadilan bagi semua," katanya.
Dari pengamatannya, pakar hukum tata negara itu mengemukakan, dalam tiga tahun terakhir, umat Islam sama-sama merasakan di era kebebasan yang luar biasa, dimana orang leluasa menista dan merendahkan Islam melalui berbagai media. Sementara, sebutnya, tidak terlihat ada upaya-upaya dari penguasa untuk memberikan edukasi dan menghentikannya.
"Pemerintahan yang tidak simpati kepada Islam, jangan diharapkan akan bersikap adil dan mengayomi Islam dan umatnya," kata Yusril.
Karena itu, Yusril mengajak umat Islam untuk membangun kesadaran bersama, agar umat Islam perlu memiliki kekuatan politik Islam yang signifikan, sehingga arah politik umat ke depan bersifat lebih Islami. Karena bila kekuatan politik Islam semuanya tenggelam, kata Yusril, benteng untuk nenjaga Islam dan juga menjaga Negara Kesatuan RI akan pupus.