Selasa 14 Mar 2017 15:39 WIB

Pembatas Jalan Selatan Bunderan UGM Dibuka Lagi

Rep: Yulianingsih/ Red: Fernan Rahadi
Universitas Gadjah Mada (UGM)
Universitas Gadjah Mada (UGM)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta kembali membuka pembatas jalan yang digunakan untuk rekayasa lalu lintas di selatan Bunderan UGM. Jika sebelumnya dari arah timur menuju Jalan Terban ditutup sepenuhnya dengan pembatas jalan tersebut kini mulai dibuka separoh. 

Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Yogya Golkari Made Yulianto mengatakan, pembukaan itu hanya khusus bagi pengendara yang hendak menuju kampus UGM. Sedangkan bagi yang menuju Jalan Terban, harus tetap memutar lewat Jalan Cik Di Tiro. 

"Kita buka separoh untuk  memfasilitasi warga yang ingin masuk ke UGM dari arah timur. Jadi tidak berputar balik di Jalan Cik Di Tiro, kini mereka bisa langsung berbelok di bundaran untuk masuk ke universitas," ujarnya, Ahad (12/3).

Menurutnya, usulan tersebut ditujukan untuk mengurangi volume kendaraan di Jalan Cik Di Tiro yang mengalami kenaikan akibat diberlakukannya rekayasa lalu lintas di bundaran UGM. Pasalnya, seluruh kendaraan dari arah timur harus berbelok ke selatan kemudian berputar balik di salah satu titik yang diperbolehkan, baru bisa meneruskan perjalanan ke utara dan barat.

Menurutnya, meskipun ada perubahan rekayasa lalu lintas yang sudah diterapkan sejak pertengahan pekan lalu, ternyata belum memberikan dampak signifikan terhadap pengurangan volume kendaraan di Jalan Cik Di Tiro. "Kendaraan dari arah timur menuju ke UGM tidak terlalu banyak sehingga tidak berpengaruh pada volume kendaraan di Jalan Cik Di Tiro," katanya.

Selain sedikit membuka pembatas jalan di bundaran UGM, perubahan lain yang diberlakukan adalah menggeser titik putar balik kendaraan dari sebelumnya di sekitar bengkel Tresno, kini dipindah lebih ke selatan yaitu di dekat RS Dr Yap. Titik putar balik di dekat bengkel Tresno kerap mengalami kepadatan terutama saat jam masuk atau pulang sekolah.

Perubahan rekayasa lalu lintas di Bundaran UGM tersebut akan terus dievaluasi. Sehingga tidak menutup kemungkinan akan ada perubahan kembali. Terutama untuk mengurai penambahan volume kendaraan di Jalan Cik Di Tiro. 

"Tujuan utamanya adalah mengurangi kepadatan di bundaran. Hal ini sudah tercapai karena sebelum dilakukan rekayasa, antrean kendaraan di simpang empat Jalan Terban bisa mengular panjang dan kerap menyebabkan arus lalu lintas di Bundaran UGM terkunci," katanya.

Sementara itu, terkait tujuan jangka panjang untuk merubah arus lalu lintas di Jalan Terban menjadi searah, lanjut Golkari, masih terus dikaji. Hal ini karena perubahan arus lalu lintas tersebut harus menghilangkan pembatas jalan dan pohon perindang yang ada. Apalagi, rekayasa jangka panjang itu melibatkan berbagai instansi seperti Dinas Lingkungan Hidup serta Dinas Pekerjaan Umum Kawasan Permukiman dan Perumahan Kota Yogya.

Dinas Lingkungan Hidup bertanggung jawab dalam memindahkan pohon perindang. Sedangkan Dinas Pekerjaan Umum Kawasan Permukiman dan Perumahan akan membongkar pembatas jalan sekaligus melebarkan trotoar yang berada di sisi selatan.

 "Tahun ini rekayasa di Jalan Terban itu ditargetkan dapat terlaksana, yakni hanya khusus untuk ke barat," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement