Senin 13 Mar 2017 17:16 WIB

Penanganan Banjir Rancaekek Diprediksi Tuntas 2018

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Angga Indrawan
Ilustrasi Banjir
Foto: Republika On Line/Mardiah diah
Ilustrasi Banjir

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sekretaris Daerah Jawa Barat Iwa Karniwa mengatakan penanganan banjir di Jalan Raya Rancaekek, Kabupaten Bandung berlangsung secara terpadu oleh banyak pihak. Mulai dari pemerintah pusat, provinsi, daerah termasuk pihak swasta yakni PT Kahatex. Proyek ini diperkirakan selesai pada 2018.

Iwa mengatakan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terus melakukan upaya normalisasi sungai di sekitar kawasan serta yang berbatasan dengan Kabupaten Sumedang. Dengan anggaran dana sekitar Rp 579,7 juta, pemerintah mempersiapkan strategi penanganan banjir yang akhir pekan ini kembali memutus lalu lintas Garut-Bandung dan sebaliknya dari mulai struktural hingga kultural. 

"BBWS sejak 2016 tengah membebaskan lahan Sungai Cikijing, Sungai Cimande dan Citarum hulu seluas 53 hektare, diproyeksikan tuntas 2018,” kata Iwa di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (13/3).

Rehabilitasi sungai ini menurutnya menjadi yang diutamakan karena kapasitas sungai tidak sebanding dengan arus air. Setelah pembebasan lahan senilai Rp220 juta dari APBN, selanjutnya akan dilaksanakan konstruksi di sungai Cikijing, Citarik, Cimande dan Cikeruh.

Pemkab Sumedang dan Kabupaten Bandung juga dikatakannya mendapat tugas untuk memperbaiki saluran drainase dan collector drain. Selain itu juga didorong untuk terus membuat sumur imbuhan komunal. 

"Sumur resapan air ini berfungsi untuk menambah atau meninggikan airtanah, mengurangi genangan air banjir, mengurangi gejala amblesan tanah setempat dan melestarikan serta menyelamatkan sumberdaya air untuk jangka panjang,” tuturnya.

Penanganan ini menurut Iwa tengah berjalan mulai 2017 hingga tuntas pada 2018 mendatang. Pemprov sendiri dalam penanganan ini ikut melakukan pengendalian nonstruktural lewat penataan tata ruang. 

Selain itu, ujarnya, upaya penanganan banjir Ranacekek ini juga bersamaan dengan revitalisasi Sungai Cikijing yang juga tengah dilakukan PT Kahatex. Dari mulai membongkar bangunan illegal hingga melakukan revitalisasi dengan pengawasan yang dilakukan Kementerian PUPR.

"PUPR membantu perbaikan drainase jalan raya hingga revitalisasi jembatan Cikijing,” ujarnya.

Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar menambahkan berdasarkan laporan, pembongkaran bangunan milik PT Kahatex sudah mulai dilakukan. Bangunan milik pabrik tekstil tersebut diduga menjadi salah satu penyebab banjir di jalan nasional itu.

"Sebagian sudah dibongkar, bertahap," katanya.

Menurut Deddy, banjir di Kabupaten Bandung terjadi karena banyak faktor. Karenanya harus ditangani multi lembaga. Dengan koordinasi dan komitmen yang kuat dari berbagai daerah juga pemerintah pusat.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement