Sabtu 11 Mar 2017 20:54 WIB

Kepergian Djarot dari Masjid At-Tin Sempat Diwarnai Ketegangan

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Ani Nursalikah
Jamaah Dzikir dan Shalawat untuk Negeri memadati Masjid At-Tin.
Foto: Eko Supriyadi
Jamaah Dzikir dan Shalawat untuk Negeri memadati Masjid At-Tin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepergian calon wakil gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat dari Masjid At-Tin usai menghadiri zikir dan shalawat akbar, sempat diwarnai ketegangan. Kedatangan Djarot sebelumnya juga disambut dengan aksi penolakan jamaah.

Ketegangan berawal ketika Djarot hendak keluar masjid. Ratusan pengawal tamu VVIP menarik diri karena enggan mengawal Djarot. Mereka sebelumnya menjaga ketat semua tamu VVIP baik yang datang maupun keluar.

Akhirnya, Djarot keluar dengan pengawalan kepolisian. Saat Djarot berjalan ke mobil, ketegangan pun masih terjadi. Terjadi beberapa lemparan botol mineral.

Kondisi serupa juga terjadi ketika Djarot tiba di Masjid At-Tin. Bukan mendapat sambutan, ia malah diadang oleh sejumlah jamaah.

Awak media dilarang mengambil foto Djarot oleh Jawara dan Laskar Pembela Islam. Bahkan, sejumlah awak media yang sudah mengambil gambar pun diminta menghapusnya saat itu juga.

Baca: Ribuan Jamaah Padati Masjid At-Tin Hadiri Zikir dan Shalawat Nasional

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement