Kamis 09 Mar 2017 11:55 WIB

Ubi Kayu Bisa Mewujudkan Kedaulatan Pangan

Pengrajin mengupas kulit ubi kayu sebelum digoreng menjadi produk keripik ubi di sentra pengrajin kweipiki, Desa Saree, Kecamatan Saree, Kab, Aceh Besar, Aceh
Foto: Ampelsa/Antara Foto
Pengrajin mengupas kulit ubi kayu sebelum digoreng menjadi produk keripik ubi di sentra pengrajin kweipiki, Desa Saree, Kecamatan Saree, Kab, Aceh Besar, Aceh

REPUBLIKA.CO.ID, Penulis: Fachrur Rozi / Febliza

Kenapa ubi kayu bisa mewujudkan kedaulatan pangan? Karena ubi kayu berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan sumber karbohidrat dan diversifikasi pangan. Ubikayu bisa dimanfaatkan sebagai sumber pakan, bahan baku industri dan bahan baku bioetanol.

Ubikayu mempunyai daya adaptasi tumbuh luas dari tanah subur hingga kurang subur (marjinal). Ubikayu umumnya banyak diusahakan di lahan-lahan marjinal, kesuburan tanah kurang, kondisi topografi yang berbukit serta kondisi sapras terbatas.

Semua keterbatasan inilah yang mendukung posisi petani tidak banyak mengambil manfaat ekonomi dari ubikayu sebagai komoditas yang diusahakan dibanding kedua pelaku bisnis lain yang sama-sama berkecimpung.

Komoditas ubikayu saat ini merupakan komoditas tanaman pangan penting di Indonesia setelah padi, jagung, kedelai, kacang tanah dan kacang hijau, yaitu sebagai bahan pangan, pakan dan bahan baku industri baik hulu maupun hilir.

Dahulu ubikayu dianggap ‘inferior good’, dilihat sebelah mata dalam bisnis komoditas, sehingga petani ubikayu relatif tetap kondisi aspek kesejahteraannya. Manfaat ekonomi ubikayu masih banyak pada kisaran pelaku tengah (middle man) yaitu pedagang dan pelaku hulu (industri dan pabrik).

Tingginya fluktuasi harga ubikayu lebih banyak berdampak ke petani daripada ke pelaku pedagang atau industri.

Hasil identifikasi SWOT (Strengths-Weakness-Opportunities-Threats) menunjukkan faktor internal banyak berpengaruh pada komoditas ubikayu di tingkat usaha tani. Pengaruh faktor internal yang utama berupa wujud kekuatan dari sumber daya yang dimiliki seperti luasnya lahan marjinal dan telah tersedianya teknologi ubikayu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement