REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua Djarot Saiful Hidayat melakukan blusukan di Jalan Semar, Munjul, Cipayung, Jakarta Timur pada Rabu (8/3) sore. Pantauan Republika.co.id, dengan mengenakan batik berwarna cokelat, Djarot menyapa para warga.
Dalam kesempatan tersebut, Mantan Wali Kota Blitar itu menjenguk Naam bin Entong, seorang kakek berusia 120 tahun. Di dalam rumah sederhana, Naam yang sudah renta hanya mampu berbaring di atas kasur tilam lantaran sudah tidak mampu bergerak lebih banyak. Meskipun begitu, Naam masih mampu berkomunikasi dengan jelas. Selama ini, ia dirawat dalam keterbatasan oleh anak dan cucunya.
Djarot yang menjenguk Naam pun menawarkan Naam untuk dibawa ke rumah sakit agar bisa mendapatkan perawatan yang lebih intensif. Namun, Naam menolak dan lebih memilih dirawat oleh para anak dan cucunya.
Djarot pun terus berusaha membujuk agar Naam mau dibawa ke rumah sakit dengan iming-iming jalan-jalan menggunakan mobil. Lantaran, semasa mudanya sekitar tahun 1930-an, Naam selalu bertamasya dengan berjalan kaki.
"Nanti kalau udah sembuh kita jalan-jalan ya," bujuk Djarot. "Jalan kaki?" tanya Naam. "Naik mobil. Kalau jalan kaki kapan sampainya. Jalan kaki kapan?," tanya Djarot. "Tahun 30an ," jawabnya. "Zaman Jepang ya?," tanya Djarot lagi. "Zaman kompeni," ujar Naam sambil tersenyum.
Setelah bercengkrama, Djarot pun berpamitan kepada Naam. Dia mendoakan Naam agar cepat sembuh. "Cepat sembuh ya engkong ya," doa Djarot.
Saat Djarot sedang menjenguk, salah seorang tim Djarot tampak mencatat nama kakek tersebut. Djarot menyebut para lansia seperti Naam perlu diperhatikan. "Seperti kasus Kakek Naam, harus mendapatkan perhatian dengan mendapatkan kartu lansia. Karena, kartu lansia itu bukan hanya untuk janda, yang tua-tua juga, yang perlu diurusin oleh negara," terang Djarot.