Rabu 08 Mar 2017 16:16 WIB

Cabai Kering Impor di Jatim Bebas Bahan Berbahaya

Rep: Christiyaningsih/ Red: Andi Nur Aminah
Syaifullah Yusuf
Foto: Republika
Syaifullah Yusuf

REPUBLIKA.CO.ID, BATU -- Cabai kering impor dari Cina dan India merambah pasar-pasar tradisional di Jawa Timur dalam beberapa pekan terakhir. Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf mengatakan cabai-cabai kering impor telah diuji kandungannya di BPOM Jawa Timur baru-baru ini. Hasilnya, tidak ditemukan kandungan berbahaya pada cabai tersebut. 

Gus Ipul, sapaan akrab Syaifullah Yusuf, yang hadir dalam pembukaan Munas BPOM di Batu Selasa (7/3) menyebut cabai kering impor aman dikonsumsi. "Kandungan rhodamin dan formalin negatif," ujarnya. 

Menurutnya cabai kering impor sebelumnya kurang populer di kala harga cabai segar lokal ada pada harga normal. Namun karena harga cabai segar melejit maka cabai kering mulai dilirik masyarakat. "Kita tidak pernah impor cabai segar tapi kalau cabai olahan memang dari dulu ada kuota impornya," imbuh Gus Ipul. 

Meski dinyatakan bebas bahan berbahaya, Pemprov Jatim terus menelusuri keberadaan cabai-cabai kering impor. Pemprov ingin memastikan apakah cabai impor yang masuk ke pasar tradisional memang ditujukan untuk konsumsi publik atau ditujukan bagi kepentingan industri namun bocor di pasaran. 

"Kalau sebenarnya untuk pabrik, itu yang jadi masalah karena nanti bisa kita sita," terangnya. 

Gus Ipul mengungkapkan pemasok cabai kering impor ada di Cirebon dan Surabaya. Sejauh ini cabai tersebut sudah beredar di sekitar 11 kota dan kabupaten di Jawa Timur. Di antaranya Tulungagung, Blitar, Sidoarjo, dan Malang. 

Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito tak menampik jika sempat ada kekhawatiran cabai merah kering menggunakan pewarna sintetis. "Tapi sudah diuji dan diketahui hasilnya ternyata negatif," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement