REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat masih belum menentukan sikap akan mendukung pasangan calon mana di Pemilihan Umum Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta putaran kedua. Demokrat pun diperkirakan akan mengambil jalan tengah di putaran kedua Pilgub DKI Jakarta seperti saat Pilpres 2014.
Peneliti politik dari Network for South East Asian Studies (NSEAS), Dr Muchtar Effendi Harahap, mengatakan, tidak aneh jika Demokrat mengambil jalan tengah di Pilgub DKI Jakarta putaran kedua. Menurutnya, akan aneh jika partai berbasis Islam mengambil jalan tengah di Pilgub DKI Jakarta.
"Menjadi aneh kalau partai berbasis Islam netral," kata Muchtar kepada Republika.co.id, Senin (6/3) malam.
Menurut dia, konstituen partai berbasis Islam tidak akan memilih figur yang beda agama. Buktinya, kalau konstituen partai politik memilih pasangan Agus Yudhoyono-Sylviana Murni, apakah mungkin perolehan suara mereka hanya 17 persen. Hal ini terjadi karena partai Islam di Indonesia adalah Islam politik, bukan Islam kultural.
Ia menjelaskan, Demokrat menganggap dirinya sebagai kekuatan politik tersendiri. Demokrat netral karena mendukung salah satu pihak atau tidak mendukung tetap tidak menghasilkan hasil yang signifikan bagi Demokrat.
Perilaku politik Demokrat sejak dulu memang selalu mempunyai gaya tersendiri dan tidak mau sama dengan partai politik lain. "Perilaku seperti itu pernah ditunjukkan Demokrat saat Pilpres 2014," ujarnya.