Senin 06 Mar 2017 19:57 WIB

Pemilih Dua Paslon Bisa Beralih Dukungan di Putaran Kedua Pilkada DKI

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Bayu Hermawan
Pilkada DKI Jakarta (ilustrasi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Pilkada DKI Jakarta (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Media Survei Nasional (Median) merilis hasil survei terkait Pilkada DKI Jakarta putaran kedua, Senin (6/3). Anies Baswedan-Sandiaga Uno berhasil mengungguli pejawat Basuki Tjahja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat dengan selisih enam persen.

Direktur eksekutif Median, Rico Marbun mengatakan, pemilih Anies-Sandi masih memiliki celah untuk mengalihkan dukungannya. Beberapa isu bisa mempengaruhi pemilih Anies-Sandi.

"Yaitu bila ada berita negatif yang menerpa Anies-Sandi seputar kinerja," ujar Rico saat memaparkan hasil survei di Cikini, Jakarta Pusat, Senin (6/3).

Menurut Rico, sebesar 20,6 persen responden menjawab isu tersebut akan mempengaruhi pemilih Anies-Sandi mengalihkan dukungan. Selain itu, isu korupsi juga cukup besar yaitu 17,8 persen. Kemudian persoalan skandal moral menjadi pertimbangan respon untuk beralih dukungan yaitu sebesar 15,6 persen.

Hal sama juga bisa dialami oleh pemilih Ahok-Djarot. Rico menuturkan, berita negatif tentang kinerja Ahok-Djarot seperti penanganan banjir dan macet merupakan isu paling tinggi untuk mempengaruhi pemilih mengalihkan dukungan. Isu ini mencapai 22, 5 persen. Kemudian, isu korupsi menempati urutan kedua dengan 20,1 persen.

"Juga isu tingkah laku calo 18,7 persen," ucapnya.

Rico menambahkan, kemampuan kinerja pasangan calon juga dapat mempengaruhi calon pemilih yang belum menentukan pilihan. Mereka akan segera menentukan pilihan ketika mengetahui kinerja calon.

Menurut Rico, sebesar 33,3 persen kemampuan kinerja calon dapat mempengaruhi pemilih ragu-ragu untu menentukan pilihan. Kemudian, isu penistaan agama 23, 8 persen dan isu korupsi 17,1 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement