REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Media Survei Nasional (Median) Rico Marbun mengatakan pasangan pejawat Basuki Tjahja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat masih unggul dari Anies Baswedan-Sandiaga Uno secara face to face. Itu berdasarkan jawaban responden survei yang dilakukan oleh Median dari tanggal 21-27 Februari 2017.
Rico menjelaskan, Ahok-Djarot unggul dengan 53,6 persen dibandingkan Anies-Sandi yang memperoleh suara 32,5 persen. Sedangkan 13,9 persen memilih tidak menjawab. Pasangan Ahok-Djarot dinilai lebih mampu memimpin Jakarta.
Selain itu, kata Rico, tingkat kepuasan kinerja terhadap pejawat juga masih cukup tinggi. Responden yang menjawab puas sebesar 56,30 persen dan tidak puas hanya 30,00 persen. Sedangkan sangat puas 9,30 persen, sangat tidak puas 1,00 persen dan tidak menjawab 3,40 persen.
"Jadi tingkat kepuasan terhadap kinerja incumbent masih tinggi," ujar Rico dalam konferensi pers tentang hasil survei Median terkait Pilkada DKI Jakarta putaran kedua, di Bumbu Desa, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (6/3).
Meski Ahok dinilai lebih mampu memimpin Jakarta dan tingkat kepuasan terhadap kinerjanya tinggi, lanjut Rico, elektabilitas pasangan nomor dua ini masih kalah dari Anies-Sandi. Menurut Rico, faktor emosional menjadi penyebab elektabilitas Ahok-Djarot kalah dari dari Anies-Sandi. Suara negati tentang Ahok-Djarot masih tinggi yaitu mencapai 65,7 persen. Sedangkan suara negatif Anies-Sandi hanya 17,0 persen.
"Pak Ahok ini punya banyak kelebihan, tapi punya kelemahan yang banyak, jadi problemnya di situ," katanya.
Rico menuturkan, sebesar 28,0 persen tidak menyukai Ahok-Djarot karena tidak bisa menjaga kata-kata. Selain itu, kasus penistaan agama juga ikut mempengaruhi elektabiltas Ahok-Djarot rendah. Namun, beberapa responden juga menyebut tidak menyukai Anies-Sandi karena belum terbukti dalam hal kinerja sebesar tujuh persen.