Senin 06 Mar 2017 10:17 WIB

Jawa Timur Terapkan Empat Strategi untuk Dongkrak Daya Saing

Rep: Christiyaningsih/ Red: Hazliansyah
Gubernur Jawa Timur Soekarwo memberikan arahan kepada sejumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) saat apel di halaman Kantor Gubernur Jatim, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (3/1).
Foto: Antara/Didik Suhartono
Gubernur Jawa Timur Soekarwo memberikan arahan kepada sejumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) saat apel di halaman Kantor Gubernur Jatim, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (3/1).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Jawa Timur menerapkan empat strategi guna mendongkrak daya saing daerah. Empat strategi itu meliputi stabilitas makro ekonomi, pemerintahan dan tata letak kelembagaan, keuangan, bisnis dan kondisi tenaga kerja, serta kualitas hidup dan pengembangan infrastruktur.

Tentang strategi makro ekonomi, Gubernur Jawa Timur Soekarwo menjelaskan peran penting Jatim terhadap perekonomian wilayah lain di Indonesia.

"Secara geografi politik, dan geografi ekonomi, posisi Jatim sebagai //center of gravity// di Indonesia," jelasnya saat berbicara dalam Forum Sinergitas 'RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019 dan RPJMN Tahun 2015-2019' di Jakarta akhir pekan lalu.

Menurutnya posisi inilah yang membuat Jatim unggul dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,55 persen, di atas nasional yang hanya 5,02 persen. Strategi lain yang juga diterapkan untuk memperkuat makro ekonomi adalah dengan membentuk “Atase Perdagangan Dalam Negeri” yang berupa Kantor Perwakilan Dagang (KPD).

Saat ini sudah beroperasi 26 KPD Jatim di berbagai provinsi. KPD berperan besar dalam meningkatkan kinerja perdagangan Jatim yang pada tahun 2016 mencapai Rp 100,56 triliun.

“Perdagangan dalam negeri kita bagus 20 persen lebih. Perdagangan Jatim dengan ASEAN surplus 890.471 ribu dolar AS. Pertama kali surplus dengan Singapura,” imbuh Pakdhe Karwo, sapaan akrab Soekarwo.

Di bidang pemerintahan dan tata kelembagaan, Pemprov Jatim menempuh strategi melakukan formulasi reformasi birokrasi melalui regulasi, sumber daya manusia atau leadership, teknologi informasi, dan kontrol masyarakat.

Selain itu pembangunan pelabuhan dan bandara juga menjadi bagian penting dalam memperkuat infrastruktur di Jatim. Menurutnya bandara dan pelabuhan jadi penopang pertumbuhan ekonomi.

"Terminal 3 Juanda bisa diperbesar kapasitasnya, Abdulrachman Saleh Malang juga bisa jadi bandara internasional," tandasnya.

Pengembangan juga sangat mungkin dilakukan di bandara Bawean, Trunojoyo, Belimbingsari, Kangean, Masalembo, dan Tulungagung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement