REPUBLIKA.CO.ID, SARILAMAK, SUMBAR -- Korban banjir di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat (Sumbar), mulai diserang wabah penyakit setelah memasuki hari ketiga bencana itu melanda daerah tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Limapuluh Kota Tien Septino di Payakumbuh, Ahad (5/3) mengatakan berdasarkan laporan dari tim yang ada di lapangan masyarakat setempat mulai dilanda demam dan sakit kulit, seperti gatal-gatal "Sejak kemarin sudah ada laporan di Posko Pangkalan beberapa warga mulai terseram demam dan ispa," kata dia.
Menurut dia, demam tersebut diakibatkan masyarakat kurang istirahat karena mereka sibuk untuk menyelamat diri ketika banjir menggenangi pemukiman. Selain itu saat air mulai surut masyarakat sibuk membersihkan tempat tinggal mereka masing-masing.
Pihaknya mengimbau semua masyarakat yang dilanda bencana untuk mengutamakan kebersihan lingkungan, makanan, serta minuman. Hal tersebut untuk mengantisipasi menyebarnya berbagai wabah penyakit.
Ia menyebutkan biasanya memasuki hari ketiga setelah banjir, berbagai wabah penyakit seperti diare, muntah bocor, flu, infeksi kulit, ispa, serta demam mulai menyerang masyarakat yang dilanda bencana.
"Dengan menjaga kebersihan lingkungan, makanan, serta minuman diharapkan dapat meminimalisir berbagai penyakit," kata dia.
Untuk itu mengantisipasi menyebarnya wabah penyakit pihaknya menurunkan ambulan yang diserta dengan tenaga medis dan obat-obatan. Selain itu Dinas kesehatan Sumbar juga sudah datang untuk memberikan pertolongan bidang kesehatan kepada masyarakat.
Tien mengimbau semua pihaknya yang akan memberikan agar mengutamakan air bersih serta pakaian sebab masyarakat yang dilanda banjir kesulitan air bersih serta pakaian karena pakaian mereka yang kotor belum dibersikan.
Dengan mendapatkan air bersih dan pakain bersih, diharapkan penyakit dapat berkurang karena sumber penyakit berasal dari air, lingkingan serta pakaian.
Kapolres Limapuluh Kota AKBP Bagus Suropratomo mengatakan genangan air mulai menyusut sejak Sabtu dini hari, tepatnya pada pukul 02.00 WIB, dimana sebelumnya ketinggian banjir mencapai dua meter. Setelah air mulai surut, masyarakat sudah mulai membersihkan rumah dari lumpur akibat bencana tersebut.
Mereka juga membersihkan peralatan rumah tangga, antara lain barang-barang eletronik, pecah belah, dan peralatan dapur. Selain itu mereka juga menjemur kasur serta pakaian yang basah dan kotor akibat banjir tersebut.
Berdasarkan data yang dihimpun di lapangan, banjir dan longsor terjadi di 23 titik, yang meliputi 13 titik longsor dan 10 lokasi banjir.