Ahad 05 Mar 2017 04:07 WIB

Lawatan Raja Salman Momentum Bangkitnya Negara Muslim

Rep: Amri Amrullah/ Red: Israr Itah
Raja Salman berfoto bersama pimpinan DPR.
Foto: dpr
Raja Salman berfoto bersama pimpinan DPR.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Anggota Komisi I DPR RI Sukamta menilai lawatan Raja Salman ke Indonesia perlu dijadikan momentum bangkitnya kekuatan Asia dan negera-negera Muslim.

Indonesia, tambah Sukamta, perlu mendorong agar agenda-agenda besar seperti kebudayaan, riset dan pengembangan sains, teknologi dan industri,  mendapatkan prioritas di samping soal-soal keagamaan dan keamanan.

"Kedatangan Raja Salman juga menjadi legitimasi bagi pemimpin-pemimpin Timur Tengah lainnya untuk datang ke Indonesia. Dan kita harapkan Indonesia bisa memainkan peran yang lebih besar, lebih dihormati dan lebih diterima untuk mendorong kawasan Timur Tengah agar lebih damai dan stabil," ujar Sukamta dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (4/3).

Kunjungan Raja Salman ke Indonesia, berkesempatan mengunjungi Parlemen RI dan memberikan pidato singkat selama 2 menit. Dalam pidatonya, raja berjuluk 'Penjaga Dua Kota Suci' itu menyinggung soal tantangan yang dihadapi, khususnya oleh umat Islam dan dunia.

Secara umum, kata dia, seperti fenomena terorisme, benturan peradaban (the clash of civilization), adanya intervensi ke dalam urusan negara, serta tidak adanya penghormatan terhadap kedaulatan negara serta  dalam urusan dalam negerinya.

"Oleh karena itu, tantangan-tantangan tadi mengharuskan kita menyatukan barisan serta melakukan kerja sama dalam berbagai upaya untuk memberikan manfaat bagi kita semua serta keamanan dan perdamaian dunia," ujar Sukamta.

Diketahui, hasil lawatan kenegaraannya, di Jakarta terdapat 11 nota kesepahaman atau MoU antara Kerajaan Arab Saudi dengan Pemerintah RI. Beberapa diantaranya adalah kontribusi pendanaan Saudi pada pembiayaan proyek pembangunan melalui Saudi Fund Development.

Termasuk di antaranya, kerja sama di bidang penanganan kejahatan antar negara (transnational crime), serta kerja sama antara Otoritas Aeronautika Republik Indonesia dan Otoritas Arab Saudi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement