REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Polres Tasikmalaya Kota melaksanakan apel kesiapan pasukan gabungan dalam operasi simpatik, Rabu (1/3). Dalam giat tersebut, Polres akan khusus menyasar pengendara sepeda motor yang menggunakan knalpot bising.
Kapolres Tasikmalaya Kota AKPB Arif Fajarudin mengatakan tujuan diadakannya operasi simpatik guna memberi rasa aman, disiplin dan mengurangi angka korban pelanggaran lalu lintas. Menurutnya, seiring bertambahnya kendaraan, jumlah pelanggaran akan terus meningkat. Setidaknya ada 140 kecelakaan lalin yang terjadi sepanjang 2016. Operasi kali ini akan berlangsung selama 21 hari dari tanggal 1-21 Maret.
"Ini jadi keprihatinan karena pelanggaran lalin menjadi penyebab kecelakaan yang akhirnya memakan korban, tahun lalu saja ada 140 kejadian. Nanti di Tasik opeerasinya fokus di wilayah perkotaan dan jalur utama," katanya pada wartawan usai gelaran apel.
Ia juga menyoroti soal maraknya pelanggaran lalin oleh pelajar. Ia pun berjanji akan menindak pelajar di bawah umur yang membawa kendaraan bermotor, khususnya berknalpot bising. Nantinya, pihak Polres akan bekerjasama dengan Dinas Pendidikan guna menyelenggarakan operasi di lingkungan sekolah.
"Jenis pelanggaran biasanya soal kelengkapan kendaraan dan knalpot bising. Kami target tahun ini bebas knalpot bising, renncana tiap polsek bangun tugu knalpot bising, ke sekolah-sekolah juga cek soal kendaraan bermotor. Kalau ada temuan, panggil si anak untuk ganti knalpot, masih teguran," ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Tasik Budi Budiman akan bekerjasama dengan Polres dalam menindak pelajar pengguna knalpot bising. Ia akan segera menginstruksikan Disdik agar bersiap menindak para pelajar pengguna knalpot bising. Kelemahan bangsa ini ya disiplin, sudahlah yang usinya di bawha 17 tahun jangan bawa motor, biar anaknya nanti diantar saja ke sekolah, kan gampang juga kalau mau monitor anak jadinya," ucapnya.