Selasa 28 Feb 2017 22:16 WIB

Mulanya Indonesia Bidik 20 MoU dengan Arab

Rep: Dyah Ratna Meta/ Red: Indira Rezkisari
Suasana gladi kotor menyambut dan pidato Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud di ruang Paripurna Gedung KK di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (28/2)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Suasana gladi kotor menyambut dan pidato Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud di ruang Paripurna Gedung KK di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (28/2)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan Arab dan Indonesia akan menandatangani MoU di bidang ekonomi dalam kunjungan Raja Salman ke Indonesia. Akan ada sebanyak 10 MoU yang ditandatangani, dari jumlah awal 20 MoU.

"Kerjasama ekonomi Indonesia dengan  Arab selama ini sudah cukup banyak. Investasi banyak di bidang energi. Ada kerjasama Pertamina dan Arab untuk  menyediakan avtur di bandara King Abdul Aziz," kata Arrmanatha, Selasa, (28/2).

Arab juga tertarik untuk melakukan investasi di bidang infrastruktur. Ini kesempatan bagi pemerintah untuk   menyampaikan proyek-proyek apa saja yang bisa melibatkan Arab.

"Kami akan menawarkan investasi seperti pembangunan jalan tol,  penyediaan air bersih dan sanitasi. Arab juga bisa berinvestasi dalam pengembangan rumah murah di Indonesia. Arab menunjukkan ketertarikan di sini semoga bisa ada hasilnya," ujar dia.

Indonesia menawarkan pula investasi pengembangan pariwisata. "Kami akan membuka kesempatan bagi Arab untuk berinvestasi di bidang pariwisata."

Kerjasama di bidang perdagangan antara lain pengembangan potensi industri makanan halal. Perdagangan alat-alat kesehatan, kursi roda, tempat tidur pasien, penyediaan oksigen.

Menteri yang akan ikut Raja Salman antara lain menteri pendidikan, menteri  transportasi, menteri kebudayaan dan informasi, dewan menteri dan sejumlah pangeran. Para pangeran Arab itu memiliki berbagai macam usaha yang bisa dikerjasamakan di Indonesia.

Sesungguhnya, MoU yang ingin ditandatangani sebanyak 20 MoU. Namun sebanyak 10 MoU belum selesai dibahas. Kerjasama ini menyangkut berbagai aspek kepentingan dua negara.

Raja Salman juga dijadwalkan akan bertemu dengan para tokoh agama baik tokoh agama islam maupun agama lain.

Terkait janji Raja Salman yang akan menyantuni korban jatuhnya crane saat di Masjidil Haram saat ibadah haji, Ia mengatakan, sebenarnya tak hanya WNI yang menjadi korban. Masih ada korban-korban jatuhnya crane warga negara lain yang saat ini masih dilakukan verifikasi siapa saja yang berhak menjadi ahli waris korban.

"Kalau ahli waris korban yang berhak menerima santunan dari Raja Salman di Indonesia sudah selesai diverifikasi. Namun di negara lain masih banyak yang belum selesai diverifikasi makanya korban dari Indonesia juga harus menunggu, korban dari Indonesia sekitar 30."

Kalau dana untuk menyantuni para korban jatuhnya crane, lanjutnya, sudah disediakan Raja Salman. Ini tinggal dikirimkan saja kalau verifikasi sudah selesai.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement