Senin 27 Feb 2017 19:05 WIB

Pengelola Tol Kanci Pejagan Didemo Ratusan Warga

Rep: Lilis Handayani/ Red: Nidia Zuraya
Tol Palikanci-Pejagan
Foto: Republika
Tol Palikanci-Pejagan

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Ratusan warga Desa Japura Bakti, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon menggeruduk Kantor Pelaksana Tol Kanci-Pejagan, Senin (27/2). Warga menuntut agar pengelola tol tersebut membangun gorong-gorong agar banjir tidak lagi menerjang desa mereka.

Ratusan warga itu semula akan melakukan aksi unjuk rasa di ruas tol Kanci-Pejagan dan mengancam akan melakukan pemblokiran di ruas jalan tol tersebut. Namun, setelah dilakukan negosiasi dengan pihak kepolisian, warga akhirnya mengarahkan aksi mereka ke Kantor Pelaksana Tol Kanci-Pejagan yang terletak di Desa Mertapada, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon.

 

Sebanyak empat unit mobil dalmas dan sejumlah mobil patroli yang disiapkan oleh Polres Cirebon diabaikan warga. Mereka pun memilih untuk berjalan kaki sambil membawa berbagai poster, spanduk maupun bendera Merah Putih.

 

Salah seorang warga desa setempat, Yoyon Syukron (40) menjelaskan, sejak dibangunnya jalan tol Kanci-Pejagan, Desa Japura Bakti selalu dilanda banjir. Bahkan, ketinggian banjir dari tahun ke tahun terus meningkat. "Banjir terakhir (pertengahan Februari) itu bahkan sangat parah," kata Yoyon.

 

Hal senada diungkapkan seorang warga lainnya, Damu. Dia mengungkapkan, selama 50 tahun tinggal di Desa Japura Bakti, baru merasakan banjir yang besar pada pertengahan Februari 2017 lalu. "Banjirnya sampai dua meter. Sebelumnya tidak pernah banjir separah itu," tutur Damu.

 

Damu pun meminta agar pihak pengelola tol Kanci Pejagan segera membuat gorong-gorong. Hal itu untuk mencegah terulangnya banjir yang melanda desanya.

 

"Kalau tidak segera dibuat gorong-gorong, Desa Japura Bakti bisa tenggelam," kata Damu menegaskan.

 

Koordinator aksi, Mae Azhar menambahkan, setiap musim hujan, banjir selalu terjadi di Desa Japura Bakti sejak adanya jalan tol tersebut. Pasalnya, pihak pengelola tol tidak menyediakan sarana drainase yang baik untuk saluran air di jalan tol.  

 

"Dari mulai jalan tol ini berdiri sampai sekarang, banjir selalu jadi masalah bagi warga Desa Japura Bakti," terang Mae.

 

Sementara itu, salah seorang karyawan bagian pemeliharaan di Tol Kanci-Pejagan, Erwan, mengungkapkan, pihaknya sebenarnya sudah melakukan normalisasi saluran irigasi. Namun, karena dilakukan secara manual, proses pengerjaannya dinilai lambat.

 

"Saat ini kami sudah mendatangkan eskavator," ujar Erwan.

Sedangkan untuk pembuatan gorong-gorong secara permanen sepanjang kurang lebih 300 meter seperti tuntutan warga, Erwan menyatakan, pihaknya akan tetap melakukannya. Namun, hal itu dilakukan secara bertahap.

 

Pada Maret ini, pihak pengelola tol akan melakukan pembuatan gorong-gorong secara permanen sepanjang kurang lebih 100 meter. Setelah itu, sisanya akan dilakukan secara bertahap.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement