Jumat 24 Feb 2017 14:14 WIB

Bertemu Para Ketua PCNU di Jakarta, Anies Dititipi Amanah

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Angga Indrawan
Sejumlah ketua PCNU di Jakarta bersilaturahim ke kediaman cagub Anies Baswedan di Jakarta.
Foto: Ist
Sejumlah ketua PCNU di Jakarta bersilaturahim ke kediaman cagub Anies Baswedan di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) di Jakarta bersilaturahim ke kediaman calon gubernur DKI Anies Baswedan di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Mereka menitipkan amanah agar cagub nomor tiga itu memerhatikan nasib warga miskin di Ibu Kota jika terpilih menjadi gubernur.

"Harapan kami para kiai-kiai NU, Pak Anies ini membawa umat Islam ke arah yang benar, karena selama ini banyak orang-orang Islam yang di tingkat akar rumput itu tidak dimanusiakan, penggusuran di mana-mana," kata Ketua PCNU Jakarta Utara KH Ali Mahfudz usai bertemu Anies, Jumat (24/2).

Selain Kiai Ali, dalam pertemuan ini hadir beberapa ketua PCNU di Jakarta. Di antaranya, KH Beky Mardani dari PWNU DKI Jakarta, KH Fahrurozi ketua PCNU Jakarta Barat, KH Fathonah ketua PCNU Jakarta Timur, KH Abdul Rozak dari PCNU Jakarta Selatan, dan KH A Katsir ketua PCNU Jakarta Pusat.

Ali mengatakan, kedatangan kali ini tidak mewakili NU secara organisasi. NU secara struktural, kata dia, harus netral dan tidak boleh berafiliasi dengan partai politik maupun dalam konteks ini pemilihan gubernur. Dukungan ini, menurut dia, adalah bentuk dukungan pribadi yang dia sebut sebagai dukungan kultural. "Kalau NU secara struktur mendukung Pak Anies itu menyalahi anggaran dasar anggaran rumah tangga," ujar dia.

Ali juga memuji program Anies-Sandi mengenai Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus. Program itu, menurut dia, bisa menyentuh semua pelajar di Jakarta, baik yang negeri maupun swasta. Hal ini merupakan terobosan dalam memberi kesempatan kepada seluruh anak di Jakarta untuk mengenyam pendidikan lebih baik.

"Pondok pesanten dan madrasah itu akan di-cover oleh KJP Plus. Di Jakarta, di tingkat menengah ke bawah itu adalah anak-anak yang sekolah di pesantren dan madrasah, jumlahnya cukup besar, jadi KJP saja tidak mewakili seluruh pelajar di DKI Jakarta," ujar dia.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement