REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Bekasi, Jawa Barat, mengusulkan pembuatan rumah pompa berkapasitas besar untuk menanggulangi banjir di Jalan KH Noer Alie, Kalimalang, di kolong Jembatan Tol Lingkar Luar Jakarta.
"Kalau badan jalannya ditinggikan akan mentok ke jembatan tol, sementara alternatif jalan lainnya sudah tidak ada," kata Kepala Dinas PUPR Kota Bekasi Tri Adhiyanto di Bekasi, Kamis (23/2).
Menurut dia, jalur lintasan penghubung Jakarta-Pantura itu telah digenangi luapan Kali Cakung dengan ketinggian permukaan mencapai 1,5 meter sehingga sulit dilalui kendaraan. Situasi itu berlangsung sejak 19-22 Februari 2017.
"Penanggulangan banjir di lokasi itu perlu segera dilakukan sebab Jalan KH Noer Alie Kalimalang merupakan jalan negara yang tidak boleh ada gangguan," katanya.
Menurutnya, jalur tersebut merupakan urat nadi perekonomian di wilayah Jakarta hingga Karawang menyusul tingginya lalu lintas ekspedisi barang di lokasi itu.
Tri menilai upaya efektif menanggulangi banjir di lokasi itu adalah dengan membuat rumah pompa berkapasitas di atas 150 liter per detik. Pompa itu disiagakan untuk menyedot air genangan banjir saat terjadi luapan sungai untuk dibuang ke dalam saluran lokal maupun sungai Kalimalang.
"Pada saat terjadi banjir di lokasi itu, saya sudah menyediakan satu pompa berkapasitas 80 liter per detik, tapi tidak kuat. Saya tambah menjadi enam pun masih tidak kuat," katanya.
Pihaknya berencana mengadopsi sistem rumah pompa yang terletak di bendungan air samping Islamic Center Kota Bekasi di Jalan Kemakmuran. "Perlu pompa berkapasitas besar untuk memindahkan genangan air di Jalan KH Noer Alie, misalnya seperti rumah pompa di samping Islamic Center," katanya.
Adapun terkait pembiayaannya, kata dia, akan dikonsultasikan melalui bantuan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, mengingat status jalan itu sebagai jalan negara.