Kamis 23 Feb 2017 18:10 WIB

Bank Syariah Mandiri Selalu Junjung Integritas dan Good Corporate Governance

Petugas teller Bank Syariah Mandiri melayani nasabah di Banking Hall BSM, Jakarta (ilustrasi).
Foto: Agung Surpiyanto/Republika
Petugas teller Bank Syariah Mandiri melayani nasabah di Banking Hall BSM, Jakarta (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Bank Syariah Mandiri (BSM) menyatakan akan mengevaluasi penyedia tenaga alih daya (outsourcing) yang bekerja sama dengan perusahaan mereka. Itu menyusul tertangkapnya salah satu tenaga alih daya di BSM KCP Banyumanik Semarang dalam kasus pembobolan bank dengan modus pengajuan kredit fiktif di Banyumas baru baru ini.  

"Manajemen akan menindak tegas tenaga alih daya tersebut sesuai ketentuan perusahaan dan mengembalikan yang bersangkutan ke perusahaan asal. Kami juga akan melakukan evaluasi terhadap perusahaan penyedia tenaga alih daya tersebut," demikian Corporate Secretary PT Bank Syariah Mandiri Dharmawan P Hadad dalam holding statement yang diterima Republika.co.id, Kamis (23/2).

Menurut Dharmawan, Bank Syariah Mandiri (BSM) selalu menjunjung tinggi prinsip integritas dan good corporate governance. Sebab itu, pihaknya tidak akan menolerir perbuatan yang terindikasi tindak pidana atau pelanggaran ketentuan perbankan.

Ia menjelaskan, peristiwa terkait tenaga alih daya pihak ketiga yang diperbantukan di BSM KCP Banyumanik Semarang merupakan tanggung jawab pribadi yang bersangkutan. Pihaknya senantiasa menghormati proses hukum dan bekerja sama dalam pemeriksaan tenaga alih daya tersebut dengan menjunjung tinggi asas praduga tidak bersalah.

Sebelumnya, Polrestabes Semarang, Jawa Tengah, meringkus delapan anggota komplotan pembobol bank dengan modus pengajuan kredit fiktif. Komplotan ini diketahui sudah puluhan kali beraksi. Salah satu tersangka bertugas untuk melancarkan pengajuan pinjaman karena berperan sebagai tenaga sales pembiayaan. Adapun modus yang digunakan, menurut dia, komplotan tersebut mengajukan pinjaman ke salah satu bank BUMN. (Baca: Polisi Ringkus Komplotan Pembobol Bank Modus Kredit Fiktif)

Untuk memuluskan pengajuan itu, komplotan itu menyiapkan sejumlah skenario, seperti menyewa rumah jika sewaktu-waktu petugas bank menyurvei, membuat berbagai kartu identas palsu, hingga sertifikat dan BPKB palsu. "Bahkan, di antara komplotan ini ada yang perannya sebagai suami istri," kata Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Abiyoso Seno Aji di Semarang, Rabu (22/2) .

Dari tiga pengajuan yang terbongkar, komplotan ini sudah berhasil membawa kabur uang Rp 140 juta. Saat ini, kata dia, polisi masih mendalami pinjaman fiktif lain yang diajukan komplotan ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement