Rabu 22 Feb 2017 22:33 WIB

Aher: Media Diharapkan Mampu Jaga Keharmonisan Dunia

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Angga Indrawan
Ahmad Heryawan
Foto: Republika/Edi Yusuf
Ahmad Heryawan

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan berharap media mampu berperan dalam menjaga keharomisan dunia melalui jutaan kata yang diproduksinya. Hal ini menyusul konferensi internasional ke-5 IBRAF yang dilaksanakan di Kota Bandung, 22-24 Februari.

Heryawan mengatakan, media bisa digunakan secara masif untuk membawa pesan kedamaian dunia. Bukan pesan provokatif yang justru memecah ketenteraman umat di dunia. “Kita ajak semuanya. Mari kita hadirkan lewat media keharmonisan dunia, bukan perpecahan dunia. Itu pesan utamanya dari Jawa Barat untuk dunia,” kata Heryawan di Trans Luxury Hotel, Kota Bandung, Rabu (22/2).

Menurut pria yang akrab disapa Aher ini, media bisa menyampaikan pesan perdamaian kepada dunia melalui jutaan kata-kata yang diproduksinya setiap hari. Termasuk klarifikasi pesan-pesan bohong yang saat ini melanda dunia, baik melalui media sosial, konvensional, maupun media elektronik dan internet.

Untuk itu, Aher ingin konferensi ini menghasilkan komitmen secara tertulis demi menghadirkan media untuk keharmonisan dunia. Diharapkan forum ini juga bisa mengangkat secara serius isu konvergensi media antanegara, isu-isu radikalisme, dan Islamofobia melalui komitmen bersama. Sehingga Indonesia bisa menjadi negara pemberi pesan positif untuk keharmonisan masa depan dunia. Seperti Angklung yang mampu membawa keharmonisan melalui kebersamaan.

“Saya sebagai tuan rumah, sebagai Gubernur sangat berharap bahwa ini adalah pertemuan yang sangat berharga. Pertemuan yang membangun komitmen bahwa media itu ada untuk mengharmoniskan dunia, untuk membangun pikiran supaya lebih teduh, lebih baik,” harap Aher.

IBRAF merupakan forum media penyiaran di bawah naungan Organisasi Konferensi Islam (OKI). Namun, pada konferensi Ibraf tahun ini hadir pula peserta dari negara-negara non-OKI, seperti Amerika Serikat, Belanda, Portugal, Jerman, Taiwan, Hong Kong, dan Korea Selatan. Negara-negara tersebut tertarik untuk ikut serta karena isu strategis yang diusung pertemuan Ibraf 2017.

Sebelum pembukaan konferensi, para delegasi dari 40 negara mengikuti jamuan makan malam di Gedung Sate, Selasa (21/2) malam. Peserta diajak memainkan alat musik tradisional khas Jawa Barat, Angklung. Angklung adalah alat musik yang mesti dimainkan banyak orang secara bersama-sama untuk menghasilkan nada dan harmoni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement