Rabu 22 Feb 2017 16:04 WIB

Normalisasi 13 Sungai di Jakarta dengan Betonisasi Dinilai Kesalahan Besar

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Bilal Ramadhan
 Pekerja menyelesaikan proyek normalisasi Sungai Ciliwung di Bukit Duri, Jakarta, Jumat (10/2).
Foto: Republika/ Wihdan
Pekerja menyelesaikan proyek normalisasi Sungai Ciliwung di Bukit Duri, Jakarta, Jumat (10/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat tata kota, Nirwono Yoga, menilai bahwa normalisasi 13 sungai dengan cara betonisasi merupakan kesalahan besar. Itu justru akan mempercepat kehancuran ekologis kota.

Menurut Nirwono, betonisasi akan memusnahkan habitat ekosistem tepian air. Selain itu juga dapat mempercepat pendangkalan sungai dan mempercepat air terbuang ke laut tanpa sempat disimpan.

“Prinsip dasarnya bukan membuang air hujan secepat-cepatnya ke laut tapi bagaimana menampung sebanyak-banyaknya air hujan untuk dapat ditampung dan diresapkan sebesa-besarnya ke dalam tanah,” ujar Nirwono kepada Republika, Rabu (22/2).

Hal tersebut menanggapi banjir yang terjadi di hampir wilayah Jakarta, Selasa (21/2). Akibatnya, beberapa wilayah warganya terpaksa harus mengungsi. Nirwono mengakui, penyelesaian banjir Jakarta 100 persen dalam waktu cepat dinilai tidak mungkin.

Pasalnya, tidak ada cara yang mampu berhasil secara instan. Namun, akan lebih realistis jika mampu mengurangi banjir secara bertahap. “Tetapi bukan dengan membuang air secepatnya ke laut seperti sekarang. Tetapi ditampung dan memperbanyak RTH,” katanya.

Seperti diberitakan, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama alias Ahok mengklaim jika normalisasi 13 sungai selesai dapat dipastikan Jakarta bebas banjir, terutama normalisasi kali Ciliwung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement