Rabu 22 Feb 2017 11:06 WIB

6 Meninggal dari 1.806 Kasus DBD di Cimahi

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Andi Nur Aminah
Bocah korban Demam Berdarah Dengue (DBD) menjalani perawatan intensif (ilustrasi)
Foto: Antara/ Rahmad
Bocah korban Demam Berdarah Dengue (DBD) menjalani perawatan intensif (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- Dinas Kesehatan Kota Cimahi mengungkapkan sepanjang 2016 terdapat 1.806 kasus penyakit demam berdarah dengan korban yang meninggal sebanyak enam orang.Angka tersebut meningkat dibandingkan 2015 yang hanya sekitar 797 kasus dengan lima orang meninggal. 

"Cimahi ini daerah endemis DBD, dari 2004 sampai sekarang selalu ada kasus DBD. Biasanya kasus mulai meningkat karena perubahan cuaca,” ujar Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Fitriana Manan, Rabu (22/2).

Ia menuturkan, rata-rata penderita DBD kebanyakan anak-anak, namun ada juga orang dewasa. Memasuki musim penghujan saat ini, warga Kota Cimahi dihimbau berhati-hati dan waspada dari ancaman penyakit berbahaya seperti Demam Berdarah (DBD). 

Menurutnya, peralihan musim dari kemarau ke musim penghujan menyebabkan potensi berkembangbiak nyamuk penyebab penyakit DBD sangat besar. Selain itu, curah hujan yang turun dipastikan akan menimbulkan banyaknya genangan air. "Dari genangan air yang tertampung itu, lama-kelamaan menjadi tempat jentik nyamuk berkembang biak dan menyebarkan penyakit," katanya.

Dia menambahkan ciri-ciri orang yang terkena DBD sekarang ini berbeda dengan sebelumnya. Jika dulu selalu ada tanda-tanda bintik di tubuh, namun sekarang ini orang yang terkena DBD tidak selalu ditandai dengan bintik-bintik merah.

Fitriana mengungkapkan penderita DBD yang meninggal dunia terjadi karena telat saat akan dibawa ke fasilitas kesehatan. Banyak yang mengira mereka yang sakit dianggap hanya demam saja. 

Menurutnya, Dinas Kesehatan juga akan turun langsung ke lapangan untuk memantau kondisi masyarakat dan mewaspadai. “Kalau untuk DBD kita selalu waspada, kita sudah buat surat edaran ke Puskesmas dan kelurahan," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement