REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Wakil Wali Kota Medan Akhyar Nasution menyebut pengendara becak motor (betor) di kota Medan perlu melakukan inovasi. Hal ini menurut Akhyar harus dilakukan agar mereka tidak kalah bersaing oleh angkutan online yang semakin eksis di Medan.
Pernyataan tersebut disampaikan Akhyar saat berinteraksi dengan massa pengendara betor yang menggelar aksi di depan kantor Wali Kota Medan, Selasa (21/2). Aksi ini dipadati oleh sekitar lima ratusan pengendara betor yang menolak keberadaan angkutan online, seperti ojek dan taksi.
"Betor itu ikon kota Medan. Pemkot Medan tidak akan menghapus betor dari Medan. Hanya, becak yang sekarang harus dimodifikasi agar bisa membuat penumpang lebih nyaman," kata Akhyar.
Terkait tuntutan agar pemerintah menutup angkutan online, Akhyar mengaku hal tersebut bukan wewenang pihaknya. Dia berdalih, karena angkutan tersebut berbasis internet, maka kewenangan pengaturan berada di tangan Kementerian Komunikasi dan Informatika.
"Domainnya bukan berada di Pemkot karena itu pakai internet itu domainnya Kemenkominfo. Ini yang sedang kami konsultasikan. Rapat dengan Organda beberapa waktu lalu, ini juga jadi topik pembahasan," ujar dia.
Usai berinteraksi beberapa saat dengan massa, Akhyar kembali masuk ke dalam gedung kantor Wali Kota Medan. Massa yang tidak puas dengan jawaban Akhyar kemudian berteriak-teriak memanggil pemimpin mereka itu. Namun, tetap tidak digubris.
Massa kemudian melanjutkan aksi menuju kantor manajemen ojek online di Kompleks Pertokoan Jato Junction di Jalan Perintis Kemerdekaan. Setibanya di sana ternyata kantor tersebut tutup. Mereka kemudian memutuskan berkonvoi ke arah kantor Gubernur Sumut.