REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Tim penasihat hukum terdakwa kasus dugaan penodaan agama, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, I Wayan Sudirta menegaskan tidak akan bertanya kepada saksi ahli dari majelis ulama Indonesia (MUI) yang dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) pada sidang ke-11, Selasa (21/2).
Alasan tidak akan melontarkan pertanyaan lantaran pendapat yang disampaikan ahli MUI dinilai tidak objektif. Karena sikap dan keputusan agama terhadap Ahok merupakan produk MUI.
"Kedua ahli ini kebetulan berasal dari MUI yang kita hormati, kita hormati MUI-nya tapi karena dia gak bisa bersikap objektif. Karena mau atau tidak mau, gak mau memperkuat produk yang sudah ada. Maka disitu keyakinan hakim akan terganggu," jelas Wayan di gedung Kementerian Pertanian (Kementan), Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (21/2).
Wayan menjelaskan, berdasarkan hukum acara pidana, hakim tidak pernah terikat pada keterangan ahli sama sekali. Wayan pun yakin keterangan yang diberikan saksi MUI tidak akan memberatkan kliennya. Sehingga tidak ada pengaruhnya bila tidak menanyakan keterangan kepada saksi ahli.
"Kami punya keyakinan bahwa keterangan ahli seperti ini sangat meyakinkan bagi kami gak akan memberatkan, itu sebabnya kami gak melakukan pertanyaan," jelasnya.