Senin 20 Feb 2017 17:23 WIB

Atap Kelas Ambruk, Siswa Belajar Lesehan di Mushala

Rep: Lilis Handayani/ Red: Angga Indrawan
Seorang anggota polisi memeriksa atap ruang kelas yang ambruk di SDN Bangodua 3, Bangodua, Indramayu, Jawa Barat, Selasa (13/2)
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Seorang anggota polisi memeriksa atap ruang kelas yang ambruk di SDN Bangodua 3, Bangodua, Indramayu, Jawa Barat, Selasa (13/2)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Pascaambruknya atap ruang kelas di SDN Bangodua 3, Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, para siswa terpaksa harus belajar di mushala secara lesehan. Para guru dan siswa di sekolah itu berharap agar atap ruang kelas yang ambruk itu segera diperbaiki.

Berdasarkan pantauan, Senin (20/2), belasan siswa terpaksa belajar secara lesehan di lantai mushala sekolah tersebut. Mereka belajar tanpa meja maupun kursi. Banyak di antara para siswa itu yang belajar dengan kaki selonjoran dan badan membungkuk saat menulis di buku.

"Yang belajar di mushala itu siswa kelas satu, dua dan tiga. Total siswanya ada 18 anak," ujar Kepala Sekolah SDN Bangodua 3, Sadun, Senin (20/2).

Sadun mengungkapkan, para siswa dari ketiga kelas itu terpaksa belajar di mushala agar kegiatan belajar mengajar tetap berjalan normal setiap harinya. Dia pun memberikan sekat-sekat di mushola tersebut agar para siswa dari ketiga kelas dapat belajar dalam waktu bersamaan.

Sadun mengakui, kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di mushola kerap dikeluhkan para anak didiknya. Mereka mengeluhkan kurang nyamannya tempat belajar mereka. "Ya pasti mereka kurang nyaman. Biasa belajar di bangku, sekarang selonjoran di lantai," kata Sadun.

Sadun berharap, atap bangunan ruang kelas yang ambruk tersebut segera diperbaiki. Dengan demikian, para siswa dapat belajar kembali secara nyaman di kelas mereka masing-masing. Sadun mengungkapkan, meski SDN Bangodua 3 hanya memiliki siswa sedikit, namun tetap menjadi sekolah andalan bagi masyarakat sekitarnya. Para orang tua siswa pun menolak anak mereka dipindah lokasi belajarnya ke sekolah lain.

"Sekolah ini dekat dengan rumah mereka," terang Sadun. 

Sementara itu, kurang nyamannya tempat belajar itu dibenarkan oleh salah seorang siswa bernama  Rizki Nurhidayat. Dia mengatakan, belajar secara lesehan membuatnya cepat merasa lelah karena badan membungkuk.

"Belajarnya juga jadi kurang konsentrasi," keluh Rizki.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, Ali Hasan, saat dimintai tanggapannya, mengatakan, perbaikan ketiga ruang kelas dan satu toilet di SDN Bangodua III itu akan langsung dikerjakan pada bulan ini. Bahkan, pada Selasa (14/2), sudah dilakukan koordinasi dengan polisi untuk mencabut police line yang sebelumnya dipasang polisi di lokasi kejadian.

Namun, berdasarkan pantauan pada Senin (20/2), belum nampak kegiatan perbaikan apapun di sekolah tersebut. Garis polisi bahkan masih terpasang mengelilingi bangunan yang atapnya ambruk tersebut. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement