REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah mengalami perpecahan selama hampir tujuh tahun, organisasi sayap partai Golkar, SOKSI, akhirnya sepakat untuk melakukan konsolidasi. Ketua Penyelenggara Musyawarah Nasional (Munas) Tim Konsolidasi SOKSI Bersatu (TKSB), Achmad Moestahid Astari mengatakan, berdasarkan fatwa pendiri Prof Suhardiman, SOKSI harus kembali menyatukan kepengurusan organisasi.
Achmad menilai, kepengurusan SOKSI mulai terpecah sejak Musyawarah Nasional (Munas) pada Tahun 2010. Padahal seperti diketahui organisasi tersebut dibentuk sebagai salah satu pondasi untuk memperkuat Golkar. "Kami tim TKSB disampaikan kepada Ade Komarudin, Lawrence Siburian dan Aliwongso, ketiga kepengurusan ini dinyatakan dibekukan (status Quo) dan seluruh kegiatan diambil alih oleh kami," ujar Achmad, dalam Konferensi Pers Pra Munas XI SOKSI bersatu, di Jakarta, Senin (20/2).
Menurut dia, munas merupakan salah satu solusi untuk mempersatukan kembali SOKSI yang sudah terpecah menjadi tiga kepengurusan. Karena itu, dirinya mempersilakan seluruh kubu-kubu yang sempat pecah untuk ikut dalam munas Bersama tersebut.
"Bagi yang tidak mau, kami tidak memaksa karena kami disini ialah Tim yang sah untuk mengembalikan SOKSI menjadi satu," ujarnya. Achmad mengatakan, mempersatukan SOKSI bukanlah hal yang mudah. Namun, dirinya mengaku bahwa Munas ini bukanlah keinginan TKSB saja, tapi juga berdasarkan keinginan kader.