Ahad 19 Feb 2017 18:54 WIB

Wayang Bambu, Potensi Seni Kampung Cijahe

Rep: Santi Sopia/ Red: Winda Destiana Putri
Wayang Bambu. Ilustrasi
Foto: Google
Wayang Bambu. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wayang bambu menjadi salah satu jenis kesenian langka di nusantara yang berasal dari tanah kasundaan. Warga Bogor dinilai sudah sepatutnya berbangga karena kesenian ini berkembang di Kampung Cijahe, Kelurahan Curug Mekar, Kecamatan Bogor Barat.

Kesenian ini diciptakan dan dikembangkan oleh Ki Drajat yang sekaligus dalang dan penemunya. Wayang bambu ini terbuat dari bambu, lebih tepatnya dari ati bambu atau batang bambu bagian dalam. Berangkat dari kesadaran untuk mempertahankan seni budaya dan tradisi itu, Komunitas Bhakatul (Bhakti Ksatria Tuladan) menyelenggarakan pertunjukkan wayang bambu, Santu (18/2) malam.

Ketua pelaksana Pagelaran Seni Budaya Wayang Bambu, Gatut Susanta mengatakan pertunjukan digelar sebagai gambaran betapa bangganya menjadi warga Bogor untuk mempertahankan dan mengangkat kembali kekayaan seni dan budaya. "Seni budaya yang mempunyai nilai-nilai luhur yang melekat sebagi karakter dan ciri Bogor masa lalu, kini, dan masa datang," ujar Gatut.

Bentuk wayang bambu mirip dengan wayang golek. Begitu pun dengan kostum yang dikenakannya. Bedanya, wajah wayang bambu polos tanpa lukisan. Sedangkan wayang golek biasanya dilukis dengan lengkap. Ada mata, hidung, bibir, sehingga menyerupai wajah manusia.

"Wayang bambu memang sengaja dibuat polos. Tujuannya agar penonton bebas berimajinasi tentang wajah tokoh wayang tersebut. Uniknya lagi, dada wayang bambu bisa digerak naik turunkan. Jadi wayang ini bisa kelihatan seperti orang bernafas," kata Ki Drajat, dalang sekaligus penemu wayang bambu.

Menurut Ki Drajat, cara memainkan wayang bambu ini mirip dengan wayang golek. Panggungnya menggunakan batang (gedebok) pohon pisang yang juga diiringi dengan musik karawitan sunda.

Wali Kota Bogor Bima Arya merasa bangga dengan pagelaran seni budaya wayang bambu yang digagas Paguyuban Bakatul di Taman Ekspresi, Sempur. Meski berupa pagelaran budaya, acara tidak hanya dihadiri tokoh seniman dan budayawan, tapi juga tokoh masyarakat, rohaniawan, politisi hingga pimpinan Muspida. Menurut Bima, hal itu juga telah mewujudkan komitmen bersama untuk menjaga silaturahmi antar sesama.

"Rasa bahagia saya, rasa bangga saya karena walaupun judulnya budaya, tetapi yang hadir tidak hanya budayawan. Tapi ada agamawan, politisi, semua hadir di sini. Ini namanya Bogor ngahiji (bersatu), ini namanya Bogor guyub, ini namanya komitmen kita sama-sama merawat silaturahmi," katanya.

Melihat semarak dan antusiasme warga Bima mengaku bangga dengan potensi seni budaya yang dimiliki Kota Bogor. Karenanya ia berharap sekaligus mengimbau agar kesenian-kesenian yang ada dapat tetap terus dilestarikan tidak hanya oleh para penggiat, pelaku, dan komunitas semata, namun juga oleh seluruh elemen masyarakat. "Semoga saja wayang bambu ini ke depannya bisa mengharumkan Kota Bogor. Dan mudah-mudahan menjadi kebangkitan wayang bambu Ki Drajat, sehingga harum nama wayang bambu dan harum nama Kota Bogor," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement