REPUBLIKA.CO.ID,BANDA ACEH -- Panitia Pengawas Pemilihan (Panwaslih) Aceh menyebut penyelenggaraan Pilkada 2017 di provinsi ini berlangsung kondusif. Tidak ada kejadian serius yang dapat mengganggu jalannya pemilihan gubernur dan 20 bupati/wali kota.
Ketua Panwaslih Aceh Samsul Bahri mengatakan, secara umum penyelenggaraan Pilkada di Aceh berjalan aman tanpa ada kejadian menghebohkan seperti yang terjadi dalam Pemilu sebelumnya.
"Alhamdulillah Pilkada ini lumayan. Apa yang dikhawatirkan bahwa Pilkada di Aceh paling rawan ternyata hingga hari ini dan mudah-mudahan sampai selesai tidak akan terjadi," kata Samsul kepada Republika.co.id, Kamis (16/2).
Samsul mengatakan, pihaknya memang menemukan sejumlah pelanggaran dalam pelaksanaan Pilkada. Salah satunya terjadi saat pemungutan suara, Rabu (15/2) kemarin. Di kabupaten Pidie, Panwaslih menemukan masih ada warga yang menyoblos lebih dari satu kali. Contoh temuan lain, kata Samsul, terjadi di Banda Aceh.
"Di Banda Aceh juga ada ditangkap, nyoblos pakai KTP daerah lain di Aceh," ujar dia.
Temuan Panwaslih berlanjut usai pemungutan suara. Hari ini, Panwaslih Aceh Timur menemukan pembukaan kotak suara oleh panitia pemilihan kecamatan (PPK) yang tidak sesuai prosedur.
Samsul menjelaskan, kotak suara tersebut dibuka oleh PPK sekitar pukul 04.00 WIB hingga 05.00 WIB.
"Harusnya dibuka ketika ada saksi dari paslon, Panwas. Menurut laporan, ada orang lain, itu lagi diselidiki. Tapi kenapa dibuka pagi buta, itu kan ada indikasi tidak benar. Saya sudah minta Panwaslih kabupaten Aceh Timur untuk menyelidiki," ujar dia.
Meski demikian, Samsul kembali mengklaim penyelenggaraan Pilkada serentak 2017 secara umum berjalan dengan kondusif. Tidak ada kejadian maupun gesekan serius sebagaimana yang terjadi dalam Pemilu sebelumnya.
"Jelas, sekarang jauh lebih aman dan kondusif dibanding yang dulu," kata Samsul.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
